Langsung ke konten utama

Jacko Kutil (Part 2)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil) 
oleh Anne Heryane


Waktu terus melaju hingga mengantarkan Jacko menjadi seorang pemuda yang gagah berani. Ia telah menginjak usia 18 tahun. Sekarang ia tampak berbeda. Tubuhnya bersih dari kutil-kutil. 

Betullah kata orang bijak, air danau itu menghilangkan kutil-kutil yang menempel di seluruh tubuhnya. Kulit pangeran sekarang normal, tak jauh berbeda dengan masyarakat umumnya. 

Parasnya tampan mirip dengan aktor ternama Bollywood. Hanya saja warna kulitnya lebih eksotis. Bisa dikatakan sebelas dua belas dengan kegagahan dan kegantengannya Arjuna. Jacko pun tampil dengan wujud fisik yang mendekati sempurna. 

Warga di desa tersebut seolah tak percaya melihat penampilan Jacko saat ini.  Rasanya ia bukanlah Jacko yang dikenal buruk rupa semasa kanak-kanak.

"Betulkah kau adalah Jacko Kutil?" tanya seorang warga.

"Ya." Jacko mengangguk sambil tersenyum. 

Mereka pun terheran-heran dengan perubahan pada diri Jacko. Mereka hanya berdecak kagum melihat ketampanannya. 

Di tempat lain, orang bijak dan para pengawal raja mencari-cari keberadaan Jacko. Tentu saja ia tak akan menemukan pemuda ganteng di gubuk dekat Danau Kasturi itu. Sebab, sejak Mbok Marimar meninggal, Jacko sudah bertekad untuk mengembara sekaligus menemukan keluarganya yang sebenarnya. 

Pada masa pengembaraannya, Jacko lalu bertemu dengan orang sakti bernama Mahaguru Sebastian. Ia belajar tentang ilmu bela diri sekaligus ilmu tenaga dalam kepada orang sakti itu selama beberapa tahun. Alhasil,  Ia mewarisi kekuatan ilmu dari Sang Mahaguru yang luar biasa. Jacko pun kini dikenal sebagai pemuda tampan yang ahli memanah dan juga sakti. 

***

Suatu ketika dalam perjalanan menuju negeri seberang Jacko menyaksikan terjadinya huru-hara di sebuah desa. Tampak semua warga desa lari tunggang langgang mencari tempat berlindung. Mereka berteriak-teriak dengan ekspresi ketakutan.

"Tolong... tolong... tolong... Ada Ferguso!" 

Tidak jauh dari situ, dilihatnyalah sosok makhluk asing dengan badan tinggi besar. Ukuran tubuh makhluk itu dua kali lipat lebih besar dari ukuran tubuh Jacko. 

Wajah makhluk itu menyerupai muka kodok namun berbadan seperti manusia. Tubuhnya berwarna-warni, berlendir, dan berbau busuk. Sosok itu merupakan makhluk paling menyeramkan yang pernah hadir di tanah ini.


Ferguso adalah makhluk yang selama ini sering mencuri makanan warga desa. Tidak hanya itu,  ia pun suka menculik para gadis cantik di negeri itu. Tidak ada yang berani melawannya selama ini, termasuk para pengawal kerajaan. Mereka takluk pada kehebatan Ferguso. 

Makhluk itu berjalan dengan pongahnya. Tangan makhluk itu mencengkram tubuh mungil seorang perempuan muda dengan pakaian khas putri kerajaan. Putri yang cantik jelita itu menjerit-jerit ketakutan. Seorang pemuda tampan dengan busur dan panah berlapis baja di punggungnya mencoba mendekatinya. 

"Hei makhluk menjijikan, kau pikir bisa membawa pergi gadis itu? Tak semudah itu, Ferguso!" teriak Jacko dengan penuh keberanian.

Makhluk yang sedang berjalan membelakangi Jacko itu pun membalikkan badannya. Dia mengaum dengan keras. Suaranya menggetarkan setiap benda yang ada di sekitarnya.

Jacko bergeming. Ia tetap berdiri dengan gagahnya menghadap monster itu. Tangannya dengan cekatan mengambil busur dan panah.


"Lepaskan gadis itu, atau kau akan mati oleh panahku!" gertaknya. 

Ferguso menatap mata Jacko dengan tajam. Ia melepaskan perempuan itu. Namun, bukannya pergi. Mahkluk itu malah berlari dengan cepat hendak menerkam Jacko. Mulutnya terbuka lebar disertai auman yang menyakitkan gendang telinga. 

"Haaauuummm....Haaaauuuummmm...!" Suaranya menggelegar. 

Hampir saja Jacko terkena pukulan tangan makhluk itu yang mampu meremukkan batang pohon besar. Untungnya, Jacko mengelak dengan cepat dan dengan gesit meloncat ke belakang tubuh Ferguso. Ia menghadap monster itu dan kembali mempersiapkan diri melesatkan panah-panahnya. 

Makhluk tinggi besar itu berbalik badan dan kembali menyerang Jacko. Sebelum ia menyentuh tubuh Jacko, puluhan panah telah melesat dan menembus tubuhnya terutama dibagian ulu hati monster itu. Ferguso pun jatuh tersungkur tak berdaya. Tak lama kemudian, napasnya terhenti. Makhluk itu telah mati di tangan Jacko. Warga desa bersorak sorai melihat pertarungan sengit yang dimenangkan Jacko itu. 

Sang putri cantik jelita  masih merasa ketakutan dan trauma akan tragedi yang menimpanya. Namun, dalam hatinya ia merasa senang karena telah selamat. Ia sangat berterima kasih kepada Jacko atas pertolongannya. Jacko lalu mengantarkan gadis itu menuju tempat tinggalnya yang berada di negeri seberang.


Setelah sampai di tempat tujuan, Jacko tercengang melihat tempat tinggal gadis itu yang merupakan istana megah. Ternyata gadis itu adalah seorang putri raja, bernama Putri Rosalinda. 

***
Raja yang mengetahui kembalinya sang putri dari penculikan oleh makhluk asing itu, merasa bahagia bukan kepalang. Begitu pula keluarga kerajaan, turut bersuka cita. Padahal mereka sudah merasa kehilangan harapan akan keselamatan sang putri tercinta. 

Tak lupa raja dan permaisuri menyambut kedatangan Jacko dengan penuh penghormatan. Mereka pun sangat berterima kasih kepada Jacko karena telah berani mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan sang putri. 

Karena melihat sosok Jacko yang tampan dan gagah berani. Raja dan permaisuri pun memutuskan untuk menjadikan Jacko, calon suami Putri Rosalinda. Mengetahui hal itu, baik Jacko maupun Putri Rosalinda, tak merasa keberatan, bahkan sebaliknya merasa senang. 

Esok harinya, Raja dan Pemaisuri mengadakan perayaan besar-besaran. Perayaan ini merupakan bentuk rasa syukur atas keselamatan sang putri. Selain itu, untuk merayakan pesta pernikahan Jacko dan putri raja. Semua rakyatnya diundang dalam perayaan megah ini. 

Suasana kerajaan itu sangat ramai. Semua orang turut merasakan kegembiraan. Yang paling mengesankan lagi adalah saat Jacko dan Putri duduk berdampingan menjelang upacara pernikahan. 

Saat Jacko duduk di singgasana, Tak sengaja Raja melihat kalung perak yang digunakan pemuda itu. Seakan tak percaya, Raja kemudian mendekati Jacko untuk melihat kalung itu dengan saksama. Raja sangat terkejut. Ia sangat mengenal kalung perak tersebut karena memiliki tanda khusus dan hanya dimiliki oleh satu orang, yaitu putranya, Fernando. 

Ia lalu mencabut kalung yang menggantung di leher Jacko. Melihat perlakuan raja seperti itu Jacko sontak berdiri dari kursinya dengan tatapan heran. 

"Dari mana kau dapatkan kalung perak ini?" tanya raja dengan nada tegas. 

"Itu adalah kalung milikku, pemberian ibuku. Dia bilang kalung ini akan menunjukkan identitasku sebenarnya?" terang pemuda tampan itu. 

Raja menatap seluruh tubuh Jacko penuh selidik, tak dilihatnya satu pun kutil di tubuh mulus itu. Raja berpikir bahwa penyakit putranya telah sembuh. 

Raja kemudian memeluk pemuda itu begitu erat.

"Putraku, Pangeran Fernando," panggilnya dengan terisak.

"Kau adalah putraku, Nak," ujarnya lagi. 

Jacko pun tak kalah kagetnya mendengar ucapan itu. Dengan serta merta ia memeluk kembali Raja Eduardo. Keluarga yang dicari-carinya selama ini. Rona kebahagiaan terpancar di wajah Mereka. 

Ratu Esmeralda sangat tak menyangka mengetahui hal itu. Ia pun berlari menghampiri suami dan putranya yang sedang berpelukan itu. 

Begitupula Putri Rosalinda, ia terperanjat mengetahui bahwa calon suaminya itu adalah kakak kandungnya. Selama ini ia tak pernah mendengar sedikit pun kabar tentangnya. 

Semua orang di istana Kerajaan Novela terdiam tenggorokan mereka tercekat. Rakyat dan keluarga istana benar-benar terkejut sekaligus terharu menyaksikan drama pertemuan ayah dan anak beserta keluarga besarnya itu. 

Perayaan pun tetap dilanjutkan sebagai wujud syukur kembalinya Pangeran Fernando. Upacara pernikahan dibatalkan berganti dengan upacara pengukuhan putra mahkota Kerajaan Novela.


Pangeran Fernando alias Jacko kutil akhirnya mewarisi kekuasaan ayahnya,  Raja Eduardo. Ia memimpin Negeri Kerajaan Novela dengan adil dan bijaksana. Rakyat pun sangat bahagia di bawah kepemimpinannya. Mereka semua hidup makmur dan sejahtera. 

***

Sekian

Cerita sebelumnya Jacko Kutil (Part 1)


#KomunitasODOP
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
#Tantanganpekan4
#Improvisasiceritarakyat

Komentar

Riana mengatakan…
Waah, keren sekali. Sepertinya ini masuk nominasi teh😍
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Wahh 😍😍

Amiin... Amiiin
eko endri wiyono mengatakan…
Mantap sekali Kakak #semangat
Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan…
Wah keren sekali kak...

Akhirnya happy ending... Hehe
Reno Danarti mengatakan…
luar biasa 👏
Mak 'Nces mengatakan…
Kakak satu ini selalu keren tulisannya 😍🤗
pamorsinta mengatakan…
nama tokoh yang di pakai lucu yaa...
kereenn ferguso....😂😂😂
semangat menulis yaa
Wah keren sekali ceritanya:))
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih sudah berkunjung yah teman-teman! 😊😊
khofiyaa rizki mengatakan…
kaya baca fun fict kak hehe, semangat kaka

Postingan populer dari blog ini

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. Di balik tirai tipi

Jacko Kutil (Part 1)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)  oleh Anne Heryane Pada zaman dahulu, berdirilah kerajaan yang sangat besar pada masanya, yakni Kerajaan Novela. Kerajaan ini dipimpin seorang raja bernama Raja Eduardo. Sumber daya alam di kerajaan ini sangat melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera. Mereka hidup dalam kemiskinan dan di bawah kekuasaan pemimpin yang semena-mena. Kekayaan alam di negeri itu hanya dinikmati raja, keluarga istana, para petinggi kerajaan, dan para bangsawan.  Suatu hari Ratu Esmeralda melahirkan seorang putra. Betapa terkejutnya sang raja ketika melihat sosok pangeran yang buruk rupa. Di wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya bertebaran kutil-kutil. Melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.  Raja merahasiakan sosok pangeran yang dipenuhi kutil ini kepada rakyatnya. Ia pun mengancam akan memberikan hukuman mati kepada siapa saja di istana yang membocorkan rahasia ini.  Raja pun memanggil tiga orang pandai dan

Puing-Puing Hati

Cerbung oleh Anne Heryane indipendent. co. uk "Pergi dari sini. Aku sudah muak hidup sama kamu!"  Nadya membuncahkan kekesalannya kepada ayah dari putra tersayangnya yang masih balita itu.  Lelaki berperawakan tinggi kurus itu hanya duduk termenung, meresapi ucapan wanita yang telah mendampinginya selama lima tahun. Kata-kata itu begitu menohok ulu hati. Beberapa potong baju kemeja dan celana panjang dilemparkan Nadya ke arahnya. "Nih,  bawa semua baju kamu. Aku ingin kita cerai!" jerit wanita berusia 30 tahun itu.  Bagaikan disambar petir, ucapan Nadya membuat Firman terhenyak. Dadanya sesak. Namun, ia harus menghadapinya. Lelaki itu sadar bahwa ia selama ini belum mampu membahagiakan istrinya. Ia bergeming dengan perlakuan istrinya. Rasanya tak percaya jika rumah tangganya diterjang amukan badai sedahsyat ini.  Nadya benar-benar kalut. Ia melontarkan semua rasa yang selama ini singgah. Ada rasa sedih, kesal, benci, marah. Ia tela