Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Ulasan Cerpen Remaja Berjudul "Titik Buta" Karya MGal

oleh Anne Heryane Cerita bertema kenakalan remaja di sekolah ini merupakan salah satu potret kehidupan remaja yang sangat tidak menyukai aktivitas sekolah dengan segala tata tertibnya. Di awal cerita, pembaca seakan melihat secara langsung perilaku anak remaja bernama Sidiq di sekolah. Ketika semua teman sekolahnya mengikuti kegiatan rutin yang wajib diikuti oleh seluruh siswa yaitu upacara, Sidiq yang merupakan siswa SMA Jurusan IPS malah berdiam diri di kantin sekolah.  Tak sekadar itu, ia merokok sampai habis sebatang. Sidiq berpikir kegiatan upacara itu  seperti neraka yang hanya berisi basa basi,  omong kosong, dan cemoohan belaka. Oleh karena itulah, dia lebih memilih duduk di kantin daripada berdiri di lapangan sekolah. Ia juga merasa benci dengan  sikap teman-teman dan guru-guru yang dianggapnya pilih kasih. Mereka memandang sebelah mata terhadap anak-anak IPS. Sebaliknya, mereka sering mengunggulkan anak-anak IPA yang penurut, pintar, dan teladan. Anak IPS hanya d

Ulasan Cerpen Sejarah (History Fiction) "Baghdad, Ilmu, Baca dan Kehancurannya" karya: Hafizh Muhammad Noor Esa

oleh Anne Heryane Cerita ini mengisahkan dua anak laki-laki bersaudara yang sudah yatim piatu. Sang Kakak bernama Azzam dan adiknya bernama Hamizan. Ayah dan ibunya dulu bekerja sebagai penerjemah buku-buku ilmu pengetahuan di Baytul Hikmah, perpustakaan dan pusat pengembangan IPTEK di Baghdad. Setelah, kedua orang tua mereka tiada yakni kira-kira 10 tahun lalu, kedua anak tersebut hidup di bawah santunan khalifah sebagai  penghargaan kepada kedua orang tua mereka. Mereka kini hidup di kota Baghdad pada masa kekhalifahan Al Muntashim. Mereka sangat mengagumi kemilau Kota Baghdad sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasyiah.  Kemajuan di Baghdad dipelopori oleh khalifah Al Mansyur pada 750 M. Suatu ketika Azzam mengajak Hamizan yang terpesona dengan keindahan kota Baghdad  pergi ke atas bukit Rubela. Mereka pergi dengan mengendarai kuda. Hamizan terkagum-kagum  melihat kota itu dari kejauhan yang laksana permata berkilauan. Di atas buki