Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Puing-puing Hati (Part 3)

Cerbung oleh Anne Heryane www.haibunda.com Suara kukuruyuk ayam membangunkan Nadya. Dilihatnya Rendy masih tidur lelap. Kelopak matanya mengerut saat menengok jendela rumah yang tampak terang oleh sinar mentari.  "Ah, sudah siang rupanya." Nadya melirik jarum jam yang menunjuk angka enam.  Biasanya Nadya bangun ketika azan subuh berkumandang. Namun, kali ini ia terlambat. Itu karena ia susah tidur semalam usai kejadian itu.  Ia bergegas mengambil air wudu dan melaksanakan salat subuh. Doa dan harap terus digaungkan di hatinya agar Allah sudi memberinya petunjuk.  "Mama... Mama!" Rendy memanggilnya usai terbangun. Balita itu menghampiri Nadya yang masih bersimpuh. Nadya lekas mengakhiri salatnya.  "Eh, anak mama udah bangun. Sini duduk , Sayang!" ucapnya lembut. Ia meraih tangan kecil itu dan mendudukkannya di pangkuan.  "Mama, matanya kenapa kok bengkak?" tanya anak itu menyelidiki keanehan bentuk pada kedua mat

Puing-puing Hati (Part 2)

Cerbung oleh Anne Heryane Malam terus merangkak. Nadya mencoba memejamkan mata. Ia berharap segera masuk ke alam mimpi. Tetapi, pikiran yang bercabang-cabang membuatnya sulit terlelap.  Sambil merebahkan badan, Nadya menatap kosong lampu yang menggantung di langit-langit kamar. Kilat bayangan drama yang baru saja terjadi antara dia dan suami mengocok isi kepala.  "Nad, lelaki itu sudah pergi, kau puas?" Sebuah suara berasal dari dalam dirinya memulai percakapan.  "Ya, tentu. Aku lega bisa terbebas darinya.  Aku ingin memulai hidup baru tanpa kehadiran lelaki itu" "Tidakkah perlakuanmu kepada Firman berlebihan? Kau telah menyakiti hatinya." "Biar saja aku tak peduli. Dia pun tak begitu mempedulikan aku dan Rendy." "Kau yakin akan bahagia tanpa lelaki yang pernah mencuri hatimu itu? Lalu, bagaimana dengan anakmu?" "Aku yakin, lihat saja nanti! Mengenai Rendy, entahlah, tetapi suatu saat nanti anak

Puing-Puing Hati

Cerbung oleh Anne Heryane indipendent. co. uk "Pergi dari sini. Aku sudah muak hidup sama kamu!"  Nadya membuncahkan kekesalannya kepada ayah dari putra tersayangnya yang masih balita itu.  Lelaki berperawakan tinggi kurus itu hanya duduk termenung, meresapi ucapan wanita yang telah mendampinginya selama lima tahun. Kata-kata itu begitu menohok ulu hati. Beberapa potong baju kemeja dan celana panjang dilemparkan Nadya ke arahnya. "Nih,  bawa semua baju kamu. Aku ingin kita cerai!" jerit wanita berusia 30 tahun itu.  Bagaikan disambar petir, ucapan Nadya membuat Firman terhenyak. Dadanya sesak. Namun, ia harus menghadapinya. Lelaki itu sadar bahwa ia selama ini belum mampu membahagiakan istrinya. Ia bergeming dengan perlakuan istrinya. Rasanya tak percaya jika rumah tangganya diterjang amukan badai sedahsyat ini.  Nadya benar-benar kalut. Ia melontarkan semua rasa yang selama ini singgah. Ada rasa sedih, kesal, benci, marah. Ia tela

Jenuh

Puisi oleh Anne Heryane Kepridays. Co. Id Di Musim Pancaroba Aku merajut benang sensori  Menyatukan garis bumi dan langit Namun, hanya mewujud  Bola kusut di kepala Jenuh menggumpal tak jua terurai Hanya belenggu kian menghantam Dada pun mencengkram keluh Membunuh ombak ruh kehidupan Ingin rasanya menabrak dinding beku  Agar membuncah partikel jiwa Yang terlilit peluh Atau biarlah melempar raga  Pada telaga air mata  Agar terempas segala noktah hati Menganyam hari mengemban janji Sebagai istri dan ibu sejati Bukankah itu asa yang terhujam? Mengapa meluruh? Mengapa tersedu?  Seharusnya tak ada kata letih Semestinya tak kau kibarkan bendera putih Selami mata-mata bening itu Sekali lagi Tiadakah rindu melaju? Tiadakah bunga merekah?  Lihat pelangi di sudut muara itu! Bukan, bukan fatamorgana Yang hilang saat kau menepi Tetapi, selaksa cinta di nirwana Simpan saja resah di balik puisi Biarkan kisah bersuara Bertabur butir mutiara  Rancama

Waspadalah, Pedagang Culas Mengintai!

oleh Anne Heryane Profesi pedagang merupakan salah satu pekerjaan yang mengundang rizki dan rahmat Allah. 99 pintu rizki adalah melalui perdagangan. Bagi seorang pedagang mukmin, berdagang bukanlah alat untuk memeroleh keuntungan materi semata melainkan sarana untuk meraih rida Allah. Ya, berdagang merupakan bagian dari ibadah yang tentu saja mensaratkan kejujuran dalam setiap prosesnya.  Rasulullah Saw. adalah seorang pedagang yang dikenal jujur dan santun. Karena itulah, banyak orang tertarik masuk Islam disebabkan kagum akan kemuliaan pribadi Rasulullah Saw. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21 ) Allah sangat mencintai para pedagang mukmin yang jujur dalam pekerjaannya. Sebaliknya Allah melaknat para pedagang yang curang. Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, إِنَّ التُّجَّارَ

Be Your Self!

Menjadi seseorang yang dirimu sendiri harapkan itu tak mudah. Terkadang kau harus melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kepribadianmu sendiri. Seringnya semakin ingin menjadi seperti orang lain maka semakin pula kau kecewa pada diri. Tak perlu begitu. Sesekali kau sangat perlu menyapa dan berbincang dengan dirimu sendiri. Lihatlah betapa besar upayanya untuk menjadi yang terbaik dari dirimu! Banggalah dengan apa yang ada padamu! Allah telah menciptakanmu berbeda dari yang lain. Enggankah dirimu menerimanya? Jika begitu, kau tak mensyukuri pemberian-Nya. Ingatlah, Allah mungkin akan mengambil nikmat darimu bila kau tak bersyukur. Jagalah dirimu sendiri dan peliharalah! Bukankah itu kewajibanmu. Hentikanlah perilaku mencela terhadap apa yang kurang dari dirimu, baik fisik ataupun kepribadianmu. Tak usah pula kau lihat orang-orang yang tak suka. Biarkanlah, janganlah terlalu kau larut sebab itu kan membuatmu amat rapuh. Fokuslah pada mereka yang memberimu cinta yang tu

Jangan Jadi Zombie

oleh Anne Heryane www.idntimes.com Pada era yang katanya milenial ini k au takkan pernah menyangka b ahwa kau hidup di antara zombie-zombie. Mungkin saja kau pun telah menjadi bagian dari mereka. Katakan sejujurnya pada dirimu sendiri! Ke mana-mana kau berjalan dengan mengaktifkan sebuah alat teknologi bernama gadget . Pikiranmu terus larut dalam kotak kecil yang menyala itu, tertawa dan menangis bersamanya. Seakan-akan benda itu menjadi magnet untuk segala aktivitasmu, mengontrol otakmu untuk terus memerhatikannya. Kau pun semakin tergila-gila pada benda itu. Bahkan, merasa tidak bisa hidup tanpanya.  Kau semakin tak peduli pada orang-orang di sekitarmu, kepada mereka keluargamu,    sebutlah mereka orang tua, suami,  dan anak-anakmu. Merekalah yang selalu membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Mereka memerlukan sentuhan kehadiranmu sepenuhnya saat kau berada di dekatnya.  Jangan sampai ayah dan ibu kehilangan ruh anaknya. Jangan sampai anak-anakmu kehilangan ruh

Balada Raja Kumbang

Puisi  oleh Anne Heryane www.cakmolltop.com Di taman  istana yang megah Raja kumbang menggulung bola kotoran Dengan sumringah ia membawanya Berkeliling dunia Bak santapan lezat di musim dingin Betapa ia telah menebar penyakit Sejagat raya Menyeruakkan kebusukan hakiki Menaburkan kemunafikan sejati Menanamkan kezaliman abadi Pada sendi-sendi kehidupan insani Setengah mati kau berteriak memaki Ia tetap asyik menyantap hidangan  Melenggang dengan sensitivitas  Indera yang dangkal Memberangus suara hati yang kian mati Di antara manusia yang menggelepar Di antara manusia yang berdarah Di kerumunan manusia yang kelaparan Di kerumunan manusia yang sekarat Di atas semua derita Ia mantap berdendang bergoyang  Berpesta pora Bersama pasukan kumbang Lalat dan tikus-tikus Sambil menjilati bola kotoran  Memabukkan Sesekali mereka mengusapi perut buncitnya  Dipenuhi bakteri Menyunggingkan senyum picik Di balik topeng kemuliaan Tahukah?  Betapa jijik manus

Menjadi Santri adalah Impianku

Cerita Pengalaman oleh Anne Heryane Masjid Al-Fattah Tasikmalaya  (republika. co. Id)  Selepas lulus SD dulu aku pernah mengutarakan keinginan kepada ayah dan ibu. "Ayah ibu, aku ingin masuk ke pesantren,"  ucapku dengan sorot mata penuh harap menanti jawaban yang melegakan hati.  Ayah ibu hanya tersenyum mendengar keinginanku. Ayah berkata, "Tidak usah masuk pesantren, Nak. Kau belajar di sekolah umum dekat rumah saja, ya!" "Oh, kenapa?" tanyaku meminta penjelasan. Jujur saat itu aku merasa kecewa. Mereka memberikan alasan yang tak begitu jelas dan kurang memuaskan memang. Namun, aku sadar bahwa aku hanyalah seorang anak yang seharusnya patuh kepada orang tua. Rentetan pertanyaan masih saja berputar-putar di kepala. Apakah ayah dan ibu ingin selalu dekat denganku?  Apakah ayah keberatan memasukkanku ke pesantren karena butuh biaya yang tidak sedikit? Apa sebenarnya alasan utama ayah? Kenapa ibu juga tampak tak

Tentang Waktu

Hikmah oleh Anne Heryane m. dream. co. id Semakin tak terasa saja waktu berjalan. Terkadang ia seakan berlari meninggalkan diri. Rasanya tak percaya bahwa diri ini sudah sampai pada fase usia dewasa akhir. Bisa dikatakan menuju senja. Padahal serasa baru kemarin menjadi anak kecil yang senantiasa riang bermain, menjadi remaja yang serba penasaran, menjadi pemuda yang selalu ingin menunjukkan eksistensinya di masyarakat, menjadi istri yang diliputi resah dalam membangun rumah tangga, menjadi seorang ibu yang terus berpeluh dalam kesibukan mengurus keluarga dan segala pernak-pernik permasalahannya.  Ya Rabbana, begitu banyak fase yang telah terlewati. Namun,  masih saja diri ini tak pandai menghargai dan mensyukuri waktu yang telah Engkau beri. Masih banyak waktu tersia-siakan. Masih banyak waktu yang terisi dengan kekurangbermanfaatan. Terkadang, tak sadar mengisinya pula dengan ketidaktaatan. Astagfirullahazhiim.  Sementara itu, kita tahu bahwa waktu di dunia ini mem

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. Di balik tirai tipi

Tak Ada yang Kebetulan

Cerita Pengalaman oleh Anne Heryane Assalammualaikum, wr. Wb.  Kali ini aku mau bercerita tentang kejadian hari ini. Barangkali ada hikmah yang bisa diambil oleh siapa pun yang membaca cerita ini.  Jadi begini, menjelang sore hari aku pergi ke atm BRI terdekat di daerah tempat tinggalku. Ke sana aku mengendarai sepeda karena lumayan jaraknya cukup jauh, yaitu sekitar satu kilometer. Jalanan pada sore hari ini memang lumayan macet karena banyak orang yang baru pulang kerja. Ini membuat perjalananku menjadi kurang nyaman. Selama ini aku menghindari polusi udara dan kebisingan jalan raya dengan selalu bersepeda pagi. Namun, kali ini karena suatu keperluan aku terpaksa ke luar sore dan menghadapi suasana yang tak begitu kusukai. Usai mengambil uang di atm, aku berniat membeli sabun cuci soalnya sabun yang ada di rumah sudah habis. Selain itu, aku juga mau beli susu buat anak bungsuku. Mumpung bersepeda sendiri. Kebetulan Azzam, anakku yang baru berusia dua tahun,  sed

Asyiknya Pantai Pangandaran

Feature Perjalanan Wisata oleh Anne Heryane Foto:www.nativeindonesia.com Pantai Pangandaran sejak dulu selalu menjadi primadona bagi para pelancong lokal atau asing. Keindahan alamnya memang memiliki keunikan sendiri.  Pantai Pangandaran selalu saja menarik meskipun pernah dikunjungi. Tak ada rasa bosan untuk menikmati pesonanya.  Pantai Pangandaran terletak di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.  Kabupaten baru ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Ciamis yang berbatasan dengan  Cilacap, Banjar, dan Tasikmalaya. Jarak menuju pantai ini dari Bandung sekitar 235 km. Jalur utama yang dilalui dari Bandung menuju Pantai ini yaitu Bandung-Tasikmalaya-Banjar-Pangandaran.  Foto:www.nativeindonesia.com Tahun lalu, lebih tepatnya April 2018, saya bersama suami dan ketiga buah hati berlibur ke Pantai Pangandaran. Kami pergi ke sana menggunakan Bus. Waktu keberangkatan dari Leuwi Panjang, Bandung, pukul 07.00 WIB  dan sampai di sana sekitar pukul 16.00 WIB. Jadi, lam