Langsung ke konten utama

Jangan Jadi Zombie

oleh Anne Heryane
www.idntimes.com

Pada era yang katanya milenial ini kau takkan pernah menyangka bahwa kau hidup di antara zombie-zombie. Mungkin saja kau pun telah menjadi bagian dari mereka. Katakan sejujurnya pada dirimu sendiri!

Ke mana-mana kau berjalan dengan mengaktifkan sebuah alat teknologi bernama gadget. Pikiranmu terus larut dalam kotak kecil yang menyala itu, tertawa dan menangis bersamanya. Seakan-akan benda itu menjadi magnet untuk segala aktivitasmu, mengontrol otakmu untuk terus memerhatikannya. Kau pun semakin tergila-gila pada benda itu. Bahkan, merasa tidak bisa hidup tanpanya. 

Kau semakin tak peduli pada orang-orang di sekitarmu, kepada mereka keluargamu,    sebutlah mereka orang tua, suami,  dan anak-anakmu. Merekalah yang selalu membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Mereka memerlukan sentuhan kehadiranmu sepenuhnya saat kau berada di dekatnya. 

Jangan sampai ayah dan ibu kehilangan ruh anaknya. Jangan sampai anak-anakmu kehilangan ruh ibunya. Ada tetapi hakikatnya tiada. Dekat namun sebenarnya jauh. Jangan... Jangan biarkan hidupmu terjebak dalam sebuah kotak kecil berbau teknologi itu. 

Apalagi jika benda itu sering membuatmu lalai menghampiri Tuhanmu. Bukankah Dia yang seharusnya menjadi pusat penggerak segala aktivitasmu. Kau berbaring,  duduk,  berjalan, berputar, bahkan berlari seyogyanya itu semua karena-Nya. Bukankah ia yang seharusnya menjadi tempat menumpahkan segala keluh kesah? Bukankah Ia yang seharusnya menjadi tujuan hidupmu? Bukannya manusia, hewan, apalagi hanya sebuah benda mati.

Jangan pernah katakan bahwa kau lebih merasa nyaman berada dekat kotak itu daripada orang tua, suami, anak-anak, bahkan Tuhanmu. Berhati-hatilah! Kontrol pikiranmu sendiri! Jangan biarkan dirimu terbawa arus maya yang melenakan!

Di manakah sebenarnya kau hidup? Di dunia nyata atau di alam maya? Beruntung kau belum masuk ke alam baka. Setidaknya itu membuatmu berpikir untuk lebih menikmati hidupmu yang tak lama. Setidaknya itu membuatmu lebih menghargai kehadiran orang-orang di sekitarmu, terutama mereka anak-anakmu yang membutuhkan kehadiran hatimu.

Biarkanlah mereka merasakan kebahagiaan sepenuhnya bahwa kau benar-benar hadir di antara mereka. Sekali lagi berhentilah menjadi zombie sebelum semuanya terlambat! Banyak hal lain yang lebih indah dari sekadar menatap layar gadget.

Hargailah kehidupanmu yang sebenarnya. Bijaklah menggunakan teknologi yang hanya merupakan sebuah alat bagimu meraih kebahagiaan sejati. Sekali lagi jangan sampai terjebak! Inilah saatnya kau memperbaiki semua kekosongan itu. Mulailah sekarang juga! 

#KomunitasODOP
#OneDayOnePost
#ODOPBatch7

Komentar

eko endri wiyono mengatakan…
Keren sekali kakak, seru banget #semangat
Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan…
Jika tidak menggunakan dengan sebaik-baiknya...
Gandget bisa membuat yang dekat menjadi jauh...

Keren mbak
Mak 'Nces mengatakan…
Pesannya dapat sekali mbak...😍
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih teman-teman 😄

Postingan populer dari blog ini

Pekan Pertama Anak Bersekolah TK

                                  Foto: dok. pribadi Tiba saatnya yang ditunggu-tunggu, melihat anak pertama kali masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak. Sebagai orang tua tentunya saya merasa antusias sekali menanti momen seperti ini. Begitu pula anak-anak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut penuh semangat menyambut hari pertamanya bersekolah.  Kali ini yang masuk sekolah taman kanak-kanak adalah putra ketiga kami, namanya Muhammad Azzam. Alhamdulillah tak terasa waktu berlalu hingga sampailah saat di mana anak bungsu kami mulai memasuki pendidikan formalnya, yakni sekolah TK.  Kami memutuskan untuk menyekolahkan Azzam di TK Amanah Bunda jaraknya kira-kira 150 meter dari rumah. Cukup dekat memang. Sekolah ini memiliki konsep pendidikan yang bag us. Guru-gurunya lulusan universitas ternama. Meski letaknya di desa dan biayanya cukup ramah di kantong, kualitasnya tak kalah dengan sekolah TK di ...

Asyiknya Bermain 2

Jalan-jalan kita pada sore hari ini adalah di sawah. Yeahh.. Senangnya menemukan tempat bermain yang luas dan sejuk. Apalagi di musim kemarau kayak sekarang ini banyak debu beterbangan. Fuih bikin sesak napas aja. So, tempat jalan-jalan asyik yaitu di area yang bernuansa hijau-hijau segar, seperti di sini nih. . . Ini kali kedua kita di area lapangan dekat sawah. Ga begitu jauh kok dari rumah, yaa sekitar 500 meteran lah. Enak banget suasananya. Luas dan natural. Apalagi sore hari sepi dari anak-anak yang suka bermain layangan. . . Happy deh rasanya lari-lari di sini. Jangankan anak-anaknya, sang ibu juga bahagia bisa lari-lari. Serasa baru saja menemukan kebebasan dan kemerdekaannya. Setelah pagi mpe siang berkutat dengan pekerjaan rumah tangga, akhirnya bisa menghirup udara segar di sore hari. Hehe . . Bermain di alam terbuka lebih menyenangkan dan menyehatkan loh terutama buat anak-anak. Selain mereka bisa mencium wanginya alam dan menghirup udara segar, mereka pun bisa be...

Izinkan Aku Memenuhi Panggilan-Mu

Oleh Anne Heryane Ada asa yang menghujam kuat menjadi buih rindu yang hebat. Rindu tuk memenuhi panggilan-Mu. Sempatkan aku beserta keluargaku ke Baitullah, Ya Rabb, sebelum Malaikat Izrail menyapa! Aku akan menunggu datangnya hari itu. Hari ketika kaki menjejak tanah suci. Hari ketika hati basah dengan air mata dalam sujud di Arafah memohon ampunan atas segala khilaf diri.Tatkala hati bergetar meriuhkan asma-Nya, kaki melangkah mengitari kabah, dan mencium Hajar Aswad diiringi gema kalimat Talbiyah. LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK, LAA SYARIIKALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WALMULK, LAA SYARIIKALAK. " Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujaan dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu." Inilah seruan Bapak para nabi, Ibrahim alaihi salam kepada hamba-hamba Allah untuk menyempurnakan keislamannya. Inilah wujud ketundukan d...