Langsung ke konten utama

Hiduplah Sekeras Batu!

Cerita Motivasi
oleh Anne Heryane
Sumber foto: www.mutiarapedia.blogspot.com

Berlaku keraslah terhadap diri sendiri maka dunia akan lunak kepadamu!

Pernahkah kamu mendengar pepatah di atas? Apakah kamu sepakat? Dalam pandanganku, pernyataan itu sangat benar adanya. 

Pepatah tersebut memberikan pesan kepada kita agar selalu belajar dan bekerja dengan giat, berani, pantang menyerah,  dan optimistis. Giat berarti melakukan sesuatu hal atau pekerjaan dengan sungguh-sungguh. 

Kesungguhan dalam belajar dan bekerja akan terlihat pada sejauhmana kita memaksimalkan tenaga dan pikiran yang kita punya untuk menuntaskan suatu pekerjaan. Orang yang giat selalu berusaha total dan konsisten dalam menjalankan aktivitasnya. 

Mari kita perhatikan ilustrasi berikut untuk membuktikan kebijakan pepatah di atas. 

Ada seorang pegawai di sebuah perusahaan,  sebut saja namanya Adul. Dia adalah pegawai yang bekerja dengan biasa saja. Ia berangkat ke kantor tepat pada waktunya, tak lebih dan tak kurang. Dia mengerjakan tugas-tugas kantor jika disuruh atasannya. Tak ada yang istimewa dari hasil pekerjaannya. Ia selalu menerima segala keputusan perusahaan terhadapnya. Ia tak ambil pusing pada setiap masalah yang dialami perusahaan. Baginya, sepanjang pekerjaannya beres tidak ada masalah. 

Lain lagi dengan temannya yang sesama pegawai, sebut saja Bram. Dia bekerja secara ogah-ogahan. Tugas-tugas dari atasannya dikerjakannya secara asal-asalan, yang penting beres. Karena itulah, hasil pekerjaannya tidak maksimal dan kurang memuaskan. 

Di kantor Bram juga sering terlihat bermalas-malasan (leyeh-leyeh) sementara daftar tugas masih banyak yang mesti dituntaskan. Selain itu, ia suka bangun siang sehingga sering terlambat masuk kerja. Ketika ditanya sang bos perihal keterlambatannya, ia beralasan jalanan macet. Tak hanya itu, ia banyak menuntut dan sering protes kepada atasannya. 

Sementara itu, ada seorang lagi pegawai yang sangat tekun bekerja, panggil saja Caca. Ia selalu bangun lebih pagi. Berangkat ke kantor lebih awal dari pegawai lainnya. Terkadang sebelum masuk jam kerja, ia sudah berinisiatif menyelesaikan pekerjaannya. 

Hasil pekerjaannya selalu memukau karena ia selalu mengerjakan dengan total. Ia selalu menanamkan kedisiplinan dan konsistensi dalam setiap aktivitas yang dilakukannya. Ia memiliki keyakinan bahwa ia harus berjuang dengan keras untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Letih itu sudah biasa dan bukan hal yang sia-sia karena bernilai pahala di hadapan-Nya.

Ia selalu berpikir kritis, kreatif, dan solutif. Jika ada masalah yang dihadapi perusahaan ia selalu mencoba membantu menemukan jalan keluarnya. 

Kita sudah mengetahui gambaran tentang tiga tipe pegawai di perusahaan tersebut. Andaikan kamu adalah pemilik perusahaan itu, bagaimanakah sikapmu terhadap ketiga pegawai tersebut? Yang pasti kamu tidak mungkin mengapresiasi hasil pekerjaan mereka dengan apresiasi yang sama, bukan? 

Mari kita bandingkan apresiasi yang diberikan dunia perusahaan kepada Adul,  Bram, dan Caca. 

Saat mengalami ketidakstabilan keuangan, dengan terpaksa perusahaan harus mem-PHK para pegawainya. 

Kira-kira siapakah yang harus diberhentikan bekerja? Berdasarkan kualitas kinerjanya, perusahaan menjatuhkan pilihan kepada Bram karena ia dianggap kurang produktif. Alhasil Bram sekarang menjadi pengangguran. 

Lalu, bagaimana dengan Adul? Perusahaan tetap mempekerjakannya karena dianggap ia masih mampu meningkatkan kinerjanya dalam perusahaan. Adul pun selamat dari keputusan PHK dan tetap menjadi pegawai biasa di perusahaan tersebut. Meskipun sudah lama bekerja di perusahaan tersebut, ia tak pernah mendapat promosi jabatan.

Berbeda denga Caca yang selalu giat bekerja. Perusahaan memilih Caca untuk menjadi kepala manajer karena ketekunannya dalam bekerja. Tak hanya itu ia menyandang predikat sebagai pegawai teladan. Ditambah pula, ia amat pandai mengatasi masalah dalam perusahaan. Alhasil, dari sekadar pegawai biasa akhirnya Caca menduduki jabatan penting di perusahaan. Tentu saja, ia pun memeroleh gaji yang sangat tinggi. 

Bagaimana menurut pendapatmu terhadap keputusan perusahaan? Apakah cukup adil? Kupikir itu hanyalah permisalan yang menggambarkan berlakunya hukum alam dimana ada sebab ada pula akibat. 

Jika seseorang terus bekerja dengan giat maka ia sangat berpeluang memeroleh hasil yang sesuai harapan bahkan tak terduga. Oleh karena itu, giatlah dalam belajar dan bekerja niscaya kamu akan melihat bagaimana dunia mengapresiasimu dengan baik. Semangat!

Firman Allah dalam Al-Quran

 وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ 

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At-Taubah : 105)


#KomunitasODOP
#OneDayOnePost
#ODOPBatch7

Komentar

Riana mengatakan…
Sangat sependapat sekali😉 Berusaha keras pada diri sendiri
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih Mbak kunjungannya 😄
Amanda Linhan mengatakan…
Bagus tulisannya ^^
eko endri wiyono mengatakan…
Mantap om Wong Kertonegoro bejo kembali hadir
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih teman-teman 😊😊
atiq - catatanatiqoh mengatakan…
mantap nih, setujuuu :)

Postingan populer dari blog ini

Pekan Pertama Anak Bersekolah TK

                                  Foto: dok. pribadi Tiba saatnya yang ditunggu-tunggu, melihat anak pertama kali masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak. Sebagai orang tua tentunya saya merasa antusias sekali menanti momen seperti ini. Begitu pula anak-anak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut penuh semangat menyambut hari pertamanya bersekolah.  Kali ini yang masuk sekolah taman kanak-kanak adalah putra ketiga kami, namanya Muhammad Azzam. Alhamdulillah tak terasa waktu berlalu hingga sampailah saat di mana anak bungsu kami mulai memasuki pendidikan formalnya, yakni sekolah TK.  Kami memutuskan untuk menyekolahkan Azzam di TK Amanah Bunda jaraknya kira-kira 150 meter dari rumah. Cukup dekat memang. Sekolah ini memiliki konsep pendidikan yang bag us. Guru-gurunya lulusan universitas ternama. Meski letaknya di desa dan biayanya cukup ramah di kantong, kualitasnya tak kalah dengan sekolah TK di ...

Izinkan Aku Memenuhi Panggilan-Mu

Oleh Anne Heryane Ada asa yang menghujam kuat menjadi buih rindu yang hebat. Rindu tuk memenuhi panggilan-Mu. Sempatkan aku beserta keluargaku ke Baitullah, Ya Rabb, sebelum Malaikat Izrail menyapa! Aku akan menunggu datangnya hari itu. Hari ketika kaki menjejak tanah suci. Hari ketika hati basah dengan air mata dalam sujud di Arafah memohon ampunan atas segala khilaf diri.Tatkala hati bergetar meriuhkan asma-Nya, kaki melangkah mengitari kabah, dan mencium Hajar Aswad diiringi gema kalimat Talbiyah. LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK, LAA SYARIIKALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WALMULK, LAA SYARIIKALAK. " Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujaan dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu." Inilah seruan Bapak para nabi, Ibrahim alaihi salam kepada hamba-hamba Allah untuk menyempurnakan keislamannya. Inilah wujud ketundukan d...

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...