Langsung ke konten utama

Tentang Waktu

Hikmah
oleh Anne Heryane
m. dream. co. id

Semakin tak terasa saja waktu berjalan. Terkadang ia seakan berlari meninggalkan diri. Rasanya tak percaya bahwa diri ini sudah sampai pada fase usia dewasa akhir. Bisa dikatakan menuju senja. Padahal serasa baru kemarin menjadi anak kecil yang senantiasa riang bermain, menjadi remaja yang serba penasaran, menjadi pemuda yang selalu ingin menunjukkan eksistensinya di masyarakat, menjadi istri yang diliputi resah dalam membangun rumah tangga, menjadi seorang ibu yang terus berpeluh dalam kesibukan mengurus keluarga dan segala pernak-pernik permasalahannya. 

Ya Rabbana, begitu banyak fase yang telah terlewati. Namun,  masih saja diri ini tak pandai menghargai dan mensyukuri waktu yang telah Engkau beri. Masih banyak waktu tersia-siakan. Masih banyak waktu yang terisi dengan kekurangbermanfaatan. Terkadang, tak sadar mengisinya pula dengan ketidaktaatan. Astagfirullahazhiim. 

Sementara itu, kita tahu bahwa waktu di dunia ini memang amatlah singkat. Seribu tahun di dunia sama dengan satu hari di akhirat. Jadi,  jika dilihat dari sisi waktu akhirat, hidup manusia di dunia itu hanya sekitar 1,5 jam saja. Masya Allah. Sayang sekali jika waktu yang singkat itu disia-siakan.

"Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS. Al Hajj: 47)

Duhai manusia, bukankah Allah telah bersumpah atas nama waktu dalam ayat-ayat-Nya. Tidakkah itu menunjukkan betapa pentingnya keberadaan waktu? Waktu dalam kacamata manusia ditandai dengan pergantian malam dan siang. Ditandai pula dengan perubahan dan perkembangan fisik pada diri manusia Pada semua itu terdapat banyak tanda-tanda kebesaran-Nya. Tidakkah itu cukup mengingatkanmu agar selalu mengagungkan-Nya. 

Kau takkan bisa mempercepat atau memperlambat waktu. Kau pun hanya mengkhayal saja jika ingin menembus lorong waktu untuk pergi ke masa lalu atau ke masa yang akan datang. Sebab itu sesuatu yang mustahil tanpa izin Allah. Cukup Ashabul Kahfi yang tidur beratus-ratus tahun lamanya demi menjaga ketauhidan diri.

Ibnu Jauzi berkata di dalam bukunya Shoidu al-Khotir: “Manusia harus mengetahui kemuliaan zaman dan nilai waktunya sehingga dia tidak menyia-nyiakannya walau sebentar. Dia harus mempersembahkan  yang terbaik dalam usianya 
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا

Dia (Allah) menjadikan malam dan siang silih berganti untuk memberi waktu (kesempatan) kepada orang yang ingin mengingat (mengambil pelajaran) atau orang yang ingin bersyukur (QS Al-Furqan [25]: 62).



#OneDayOnePost
#KomunitasODOP
#ODOPbatch7

Komentar

eko endri wiyono mengatakan…
Mantap Kakak keren sekali #semangat
Amanda Linhan mengatakan…
Bagus tulisannya ^^
pamorsinta mengatakan…
Semangat menulis kebaikan mbakkk...
aku sukaaaa....😍😍😍😍
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih teman-teman
😊😍

Postingan populer dari blog ini

Pekan Pertama Anak Bersekolah TK

                                  Foto: dok. pribadi Tiba saatnya yang ditunggu-tunggu, melihat anak pertama kali masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak. Sebagai orang tua tentunya saya merasa antusias sekali menanti momen seperti ini. Begitu pula anak-anak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut penuh semangat menyambut hari pertamanya bersekolah.  Kali ini yang masuk sekolah taman kanak-kanak adalah putra ketiga kami, namanya Muhammad Azzam. Alhamdulillah tak terasa waktu berlalu hingga sampailah saat di mana anak bungsu kami mulai memasuki pendidikan formalnya, yakni sekolah TK.  Kami memutuskan untuk menyekolahkan Azzam di TK Amanah Bunda jaraknya kira-kira 150 meter dari rumah. Cukup dekat memang. Sekolah ini memiliki konsep pendidikan yang bag us. Guru-gurunya lulusan universitas ternama. Meski letaknya di desa dan biayanya cukup ramah di kantong, kualitasnya tak kalah dengan sekolah TK di ...

Izinkan Aku Memenuhi Panggilan-Mu

Oleh Anne Heryane Ada asa yang menghujam kuat menjadi buih rindu yang hebat. Rindu tuk memenuhi panggilan-Mu. Sempatkan aku beserta keluargaku ke Baitullah, Ya Rabb, sebelum Malaikat Izrail menyapa! Aku akan menunggu datangnya hari itu. Hari ketika kaki menjejak tanah suci. Hari ketika hati basah dengan air mata dalam sujud di Arafah memohon ampunan atas segala khilaf diri.Tatkala hati bergetar meriuhkan asma-Nya, kaki melangkah mengitari kabah, dan mencium Hajar Aswad diiringi gema kalimat Talbiyah. LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK, LAA SYARIIKALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WALMULK, LAA SYARIIKALAK. " Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujaan dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu." Inilah seruan Bapak para nabi, Ibrahim alaihi salam kepada hamba-hamba Allah untuk menyempurnakan keislamannya. Inilah wujud ketundukan d...

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...