Langsung ke konten utama

Mari Kugenggam Tanganmu, Nak! .

Puisi
(Teruntuk Buah Hatiku)
oleh Anne Heryane



Mari kugenggam tanganmu, Nak!
Kita melangkah mengarungi bumi yang luas ini

Tak hanya pada diri, tanda-tanda kebesaran-Nya bertaburan di saentaro alam raya

Dimulai dari sini, menyusuri titik demi titik perjalanan

Meresapi rangkaian waktu yang telah singgah

Memunguti sentuhan kasih pada setiap karya agung-Nya

Tentu kau akan dihujani takjub menatap indah karunia-Nya

Itu pun masih sepersekian dari satu rahmat-Nya di bumi

Ya... bertasbihlah sebagaimana burung-burung itu bertasbih dengan kepak sayapnya

Bertakbirlah tanpa henti seperti senandung azan yang mengangkasa tanpa jeda

Ruku dan sujudlah sebagaimana pohon-pohon dan tanaman itu ruku dan sujud

Lihatlah, dengan mata hati yang paling bening!

Kau pun akan larut membaur dengan tawafnya semesta

Dan berpancaranlah cahaya



#OneDayOnePost
#komunitasODOP
#ODOPBatch7



Komentar

Ezza Echa Tania mengatakan…
Maasya Allah, indahnya ciptaan Allah.
atiq - catatanatiqoh mengatakan…
semogga bahagia selalu ya Buk :)
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Amiin ya Rabbal Alamin. Terima kasih Pak Eko dan Mbak Atiqoh sudah mampir ke sini 😊
Naja Aya mengatakan…
Keren siihhh😄😚😚
Reno Danarti mengatakan…
Keren kakk 🤩
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih kak Naja dan Kak Reno 😊😊
khofiyaarizki mengatakan…
semoga jdi anak sholehah :)
Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan…
Masya Allah, keren kak
Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan…
Masya Allah, keren kak
Mak 'Nces mengatakan…
Wah,sedang asik mainan ya dek 😘😍
pamorsinta mengatakan…
sukaa...😍😍😍😍
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Iya Mba Asma hehe... Terima kasih ya teman-teman sudah berkunjung...!

Postingan populer dari blog ini

Pekan Pertama Anak Bersekolah TK

                                  Foto: dok. pribadi Tiba saatnya yang ditunggu-tunggu, melihat anak pertama kali masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak. Sebagai orang tua tentunya saya merasa antusias sekali menanti momen seperti ini. Begitu pula anak-anak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut penuh semangat menyambut hari pertamanya bersekolah.  Kali ini yang masuk sekolah taman kanak-kanak adalah putra ketiga kami, namanya Muhammad Azzam. Alhamdulillah tak terasa waktu berlalu hingga sampailah saat di mana anak bungsu kami mulai memasuki pendidikan formalnya, yakni sekolah TK.  Kami memutuskan untuk menyekolahkan Azzam di TK Amanah Bunda jaraknya kira-kira 150 meter dari rumah. Cukup dekat memang. Sekolah ini memiliki konsep pendidikan yang bag us. Guru-gurunya lulusan universitas ternama. Meski letaknya di desa dan biayanya cukup ramah di kantong, kualitasnya tak kalah dengan sekolah TK di ...

Izinkan Aku Memenuhi Panggilan-Mu

Oleh Anne Heryane Ada asa yang menghujam kuat menjadi buih rindu yang hebat. Rindu tuk memenuhi panggilan-Mu. Sempatkan aku beserta keluargaku ke Baitullah, Ya Rabb, sebelum Malaikat Izrail menyapa! Aku akan menunggu datangnya hari itu. Hari ketika kaki menjejak tanah suci. Hari ketika hati basah dengan air mata dalam sujud di Arafah memohon ampunan atas segala khilaf diri.Tatkala hati bergetar meriuhkan asma-Nya, kaki melangkah mengitari kabah, dan mencium Hajar Aswad diiringi gema kalimat Talbiyah. LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK, LAA SYARIIKALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WALMULK, LAA SYARIIKALAK. " Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujaan dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu." Inilah seruan Bapak para nabi, Ibrahim alaihi salam kepada hamba-hamba Allah untuk menyempurnakan keislamannya. Inilah wujud ketundukan d...

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...