Langsung ke konten utama

Bahagia dan Derita Ibu

Foto: dokumen pribadi

Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah beranjak dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai. Dan berilah aku kebaikan yang akan terus mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau, dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”  
(Q.S Al-Ahqaf: 15)

Kebahagiaan seorang ibu adalah ketika melihat senyum dan tawa yang menghiasi wajah manis anak-anaknya. Kebahagiaan seorang ibu adalah tatkala menyaksikan anak-anaknya tumbuh sehat dan kuat. Kebahagiaan seorang ibu adalah tatkala ia berkumpul dan bercengkrama dengan anak-anaknya. Kebahagiaan seorang ibu adalah saat mampu memenuhi semua kebutuhan hidup anak-anaknya, baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Kebahagiaan seorang ibu adalah ketika ia betul-betul bisa menjalankan peran dan tanggung jawab terhadap anak-anaknya dengan sempurna. 

Betapa agungnya Allah Swt. yang telah menanamkan perasaan kasih sayang yang begitu besar kepada seorang ibu terhadap anak-anaknya. Perasaan kasih sayang yang menjadikan seorang ibu tegar dan kuat melakukan hal apapun. Bahkan, seorang ibu rela mengorbankan dirinya demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anaknya. 

Hewan saja akan selalu menjaga dan melindungi anaknya dari marabahaya,  apalagi manusia yang dikaruniai akal dan pikiran. Baik manusia maupun hewan, jika menduduki peran sebagai ibu, yang menjadi prioritas utama tentulah keselamatan dan kebahagiaan anak-anaknya. Jika ada seorang ibu yang tega menyakiti anaknya sendiri itu adalah suatu penyimpangan besar yang jauh dari fitrah dan petunjuk Sang Khalik. 

Kasih sayang yang kita rasakan saat ini merupakan sebagian kecil dari satu rahmat Allah yang diturunkan ke dunia, sedangkan 99 rahmat lainnya Allah turunkan di akhirat. Betapa besar nikmat dan karunia-Nya, bahkan rahmat yang setitik ini pun mampu menjadikan seorang ibu merasakan surga dunia karena kecintaan kepada anak-anaknya. Masya Allah. 

Suatu hal yang lumrah apabila seorang ibu merasa cemas dan sedih ketika melihat anaknya terluka atau sakit. Sebab bagi seorang ibu, anak adalah bagian dari dirinya. Bagi ibu, anak adalah segalanya.  Hati ibu takkan kuasa melihat anaknya merasakan sakit apalagi penderitaan, secara lahir ataupun batin. Semoga Allah senantiasa melindungi anak-anak kita dari segala penyakit, musibah,  dan bala bencana. Amiin

Bersyukurlah ibu-ibu muslimah yang saat ini dapat tinggal dengan nyaman bersama anak-anaknya. Segala kebutuhan pokok anak baik sandang, pangan, atau papan dapat dipenuhi dengan baik. Kita pun merasakan keamanan dan ketentraman dalam menjalani hidup di negeri ini. Walaupun negeri ini pun tak lepas dari konflik yang mengiris hati. 

Lalu, bagaimanakah dengan saudara- saudara kita kaum muslimin yang tinggal di zona perang atau di wilayah minoritas muslim yang warganya diperlakukan secara zalim, seperti dibunuh, dibakar, diusir? Tentunya hati kita pun turut terluka dan tercabik-cabik. 

Kelaparan, ketakutan, kedinginan, dan rasa sakit menjadi hal-hal yang mau tidak mau harus dialami mereka setiap hari. Seorang ibu barangkali akan sanggup bertahan dari kelaparan tapi batinnya hancur saat anaknya pun harus merasakan kelaparan yang berkepanjangan hingga badannya kering kerontang. Alih-alih melihat anaknya tumbuh dan berkembang sempurna, sang ibu justru melihat penderitaan anaknya. 

Akan sangat perih hati kita saat banyak anak yang tubuhnya tinggal tulang berlapis kulit akibat kelaparan; berdarah-darah karena luka yang menganga lebar di tubuhnya akibat serangan bom; sesak napas akibat tertimpa reruntuhan; gosong akibat dianiaya dengan cara dibakar. Ya Allah, bagaimanakah perasaan para ibu yang menyaksikan hal itu?

Para Ibu itu diperlakukan tidak senonoh pula oleh para musuh Allah. Mereka dipukul, ditendang, disakiti, dirudapaksa, sampai dibunuh dengan keji. Begitupula yang mereka lakukan terhadap anak-anak yang tak berdosa itu.  Anak-anak itu termasuk yang masih balita disiksa, disetrum, ditembaki, bahkan dibom. Ya Allah Ya Kariim. Tidakkah mereka memiliki hati nurani? 

Sayangnya, itu bukan cerita rekaan atau fiksi yang membuat adrenalin naik turun. Namun, itulah keadaan yang sebenar-benarnya terjadi kepada kaum muslimin seperti di Palestina, Suriah, Rohingya, Uyghur dan banyak lagi daerah terjajah lainnya. Para ibu dan anak-anak di sana pun secara otomatis mengalami penderitaan yang luar biasa. Innalillahi wainnailahi Rojiun.

Ya Allah, lindungilah saudara-saudara kami di sana. Selamatkanlah mereka khususnya para ibu dan anak-anak yang harus merasakan penderitaan hidup di zona konflik dan perang. Berilah mereka kekuatan dan kesabaran. Berilah kami kemampuan untuk bisa membantu saudara-saudara kami itu ya Allah. Amiin

#OneDayOnePost
#KomunitasODOP
#ODOPBatch7

Komentar

Annur Mardiah mengatakan…
Masyaa Allah, tulisannya menggugah sekali Mba. Memang tak ada yang bisa membantah peran ibu sebagai jalannya kasih sayang Allah kepada setiap hamba, khususnya anak-anak. Terima kasih untuk seluruh ummahat, terima kasih atas curahan kasih sayang yang telah diberikan dengan ikhlas, dan terima kasih atas tulisannya, Mba Anne. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Amiin Ya Allah. Terima kasih juga Mba Annur sudah berkenan mampir.
Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan…
Masya Allah, ibu adalah pahlawan pertama bagi anak-anaknya...

Semoga segera menjadi ibu 😊
Amanda Linhan mengatakan…
Bagus tulisannya ^^
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Amiinn.. Semoga disegerakan ya Mba Ashima
😊

Makasih ya ka Amanda😊
Reno Danarti mengatakan…
Masya Allah...
Mak 'Nces mengatakan…
Masya Allah...semangat terus mbak🤗
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Makasih ka Reno dah mampir🙏😇

Makasih juga Mba Asma 😍
catatanatiqoh mengatakan…
Semoga selalu menjadi Ibu yang berbahagia :) bagus tulisannya menyentuh :)
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Amiin. Terima kasih sudah berkunjung ya! 😄

Postingan populer dari blog ini

Pekan Pertama Anak Bersekolah TK

                                  Foto: dok. pribadi Tiba saatnya yang ditunggu-tunggu, melihat anak pertama kali masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak. Sebagai orang tua tentunya saya merasa antusias sekali menanti momen seperti ini. Begitu pula anak-anak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut penuh semangat menyambut hari pertamanya bersekolah.  Kali ini yang masuk sekolah taman kanak-kanak adalah putra ketiga kami, namanya Muhammad Azzam. Alhamdulillah tak terasa waktu berlalu hingga sampailah saat di mana anak bungsu kami mulai memasuki pendidikan formalnya, yakni sekolah TK.  Kami memutuskan untuk menyekolahkan Azzam di TK Amanah Bunda jaraknya kira-kira 150 meter dari rumah. Cukup dekat memang. Sekolah ini memiliki konsep pendidikan yang bag us. Guru-gurunya lulusan universitas ternama. Meski letaknya di desa dan biayanya cukup ramah di kantong, kualitasnya tak kalah dengan sekolah TK di ...

Izinkan Aku Memenuhi Panggilan-Mu

Oleh Anne Heryane Ada asa yang menghujam kuat menjadi buih rindu yang hebat. Rindu tuk memenuhi panggilan-Mu. Sempatkan aku beserta keluargaku ke Baitullah, Ya Rabb, sebelum Malaikat Izrail menyapa! Aku akan menunggu datangnya hari itu. Hari ketika kaki menjejak tanah suci. Hari ketika hati basah dengan air mata dalam sujud di Arafah memohon ampunan atas segala khilaf diri.Tatkala hati bergetar meriuhkan asma-Nya, kaki melangkah mengitari kabah, dan mencium Hajar Aswad diiringi gema kalimat Talbiyah. LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK, LAA SYARIIKALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WALMULK, LAA SYARIIKALAK. " Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujaan dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu." Inilah seruan Bapak para nabi, Ibrahim alaihi salam kepada hamba-hamba Allah untuk menyempurnakan keislamannya. Inilah wujud ketundukan d...

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...