(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)
oleh Anne Heryane
Waktu terus melaju hingga mengantarkan Jacko menjadi seorang pemuda yang gagah berani. Ia telah menginjak usia 18 tahun. Sekarang ia tampak berbeda. Tubuhnya bersih dari kutil-kutil.
Betullah kata orang bijak, air danau itu menghilangkan kutil-kutil yang menempel di seluruh tubuhnya. Kulit pangeran sekarang normal, tak jauh berbeda dengan masyarakat umumnya.
Parasnya tampan mirip dengan aktor ternama Bollywood. Hanya saja warna kulitnya lebih eksotis. Bisa dikatakan sebelas dua belas dengan kegagahan dan kegantengannya Arjuna. Jacko pun tampil dengan wujud fisik yang mendekati sempurna.
Warga di desa tersebut seolah tak percaya melihat penampilan Jacko saat ini. Rasanya ia bukanlah Jacko yang dikenal buruk rupa semasa kanak-kanak.
"Betulkah kau adalah Jacko Kutil?" tanya seorang warga.
"Ya." Jacko mengangguk sambil tersenyum.
Mereka pun terheran-heran dengan perubahan pada diri Jacko. Mereka hanya berdecak kagum melihat ketampanannya.
Di tempat lain, orang bijak dan para pengawal raja mencari-cari keberadaan Jacko. Tentu saja ia tak akan menemukan pemuda ganteng di gubuk dekat Danau Kasturi itu. Sebab, sejak Mbok Marimar meninggal, Jacko sudah bertekad untuk mengembara sekaligus menemukan keluarganya yang sebenarnya.
Pada masa pengembaraannya, Jacko lalu bertemu dengan orang sakti bernama Mahaguru Sebastian. Ia belajar tentang ilmu bela diri sekaligus ilmu tenaga dalam kepada orang sakti itu selama beberapa tahun. Alhasil, Ia mewarisi kekuatan ilmu dari Sang Mahaguru yang luar biasa. Jacko pun kini dikenal sebagai pemuda tampan yang ahli memanah dan juga sakti.
***
Suatu ketika dalam perjalanan menuju negeri seberang Jacko menyaksikan terjadinya huru-hara di sebuah desa. Tampak semua warga desa lari tunggang langgang mencari tempat berlindung. Mereka berteriak-teriak dengan ekspresi ketakutan.
"Tolong... tolong... tolong... Ada Ferguso!"
Tidak jauh dari situ, dilihatnyalah sosok makhluk asing dengan badan tinggi besar. Ukuran tubuh makhluk itu dua kali lipat lebih besar dari ukuran tubuh Jacko.
Wajah makhluk itu menyerupai muka kodok namun berbadan seperti manusia. Tubuhnya berwarna-warni, berlendir, dan berbau busuk. Sosok itu merupakan makhluk paling menyeramkan yang pernah hadir di tanah ini.
Ferguso adalah makhluk yang selama ini sering mencuri makanan warga desa. Tidak hanya itu, ia pun suka menculik para gadis cantik di negeri itu. Tidak ada yang berani melawannya selama ini, termasuk para pengawal kerajaan. Mereka takluk pada kehebatan Ferguso.
Makhluk itu berjalan dengan pongahnya. Tangan makhluk itu mencengkram tubuh mungil seorang perempuan muda dengan pakaian khas putri kerajaan. Putri yang cantik jelita itu menjerit-jerit ketakutan. Seorang pemuda tampan dengan busur dan panah berlapis baja di punggungnya mencoba mendekatinya.
"Hei makhluk menjijikan, kau pikir bisa membawa pergi gadis itu? Tak semudah itu, Ferguso!" teriak Jacko dengan penuh keberanian.
Makhluk yang sedang berjalan membelakangi Jacko itu pun membalikkan badannya. Dia mengaum dengan keras. Suaranya menggetarkan setiap benda yang ada di sekitarnya.
Jacko bergeming. Ia tetap berdiri dengan gagahnya menghadap monster itu. Tangannya dengan cekatan mengambil busur dan panah.
"Lepaskan gadis itu, atau kau akan mati oleh panahku!" gertaknya.
Ferguso menatap mata Jacko dengan tajam. Ia melepaskan perempuan itu. Namun, bukannya pergi. Mahkluk itu malah berlari dengan cepat hendak menerkam Jacko. Mulutnya terbuka lebar disertai auman yang menyakitkan gendang telinga.
"Haaauuummm....Haaaauuuummmm...!" Suaranya menggelegar.
Hampir saja Jacko terkena pukulan tangan makhluk itu yang mampu meremukkan batang pohon besar. Untungnya, Jacko mengelak dengan cepat dan dengan gesit meloncat ke belakang tubuh Ferguso. Ia menghadap monster itu dan kembali mempersiapkan diri melesatkan panah-panahnya.
Makhluk tinggi besar itu berbalik badan dan kembali menyerang Jacko. Sebelum ia menyentuh tubuh Jacko, puluhan panah telah melesat dan menembus tubuhnya terutama dibagian ulu hati monster itu. Ferguso pun jatuh tersungkur tak berdaya. Tak lama kemudian, napasnya terhenti. Makhluk itu telah mati di tangan Jacko. Warga desa bersorak sorai melihat pertarungan sengit yang dimenangkan Jacko itu.
Sang putri cantik jelita masih merasa ketakutan dan trauma akan tragedi yang menimpanya. Namun, dalam hatinya ia merasa senang karena telah selamat. Ia sangat berterima kasih kepada Jacko atas pertolongannya. Jacko lalu mengantarkan gadis itu menuju tempat tinggalnya yang berada di negeri seberang.
Setelah sampai di tempat tujuan, Jacko tercengang melihat tempat tinggal gadis itu yang merupakan istana megah. Ternyata gadis itu adalah seorang putri raja, bernama Putri Rosalinda.
***
Raja yang mengetahui kembalinya sang putri dari penculikan oleh makhluk asing itu, merasa bahagia bukan kepalang. Begitu pula keluarga kerajaan, turut bersuka cita. Padahal mereka sudah merasa kehilangan harapan akan keselamatan sang putri tercinta.
Tak lupa raja dan permaisuri menyambut kedatangan Jacko dengan penuh penghormatan. Mereka pun sangat berterima kasih kepada Jacko karena telah berani mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan sang putri.
Karena melihat sosok Jacko yang tampan dan gagah berani. Raja dan permaisuri pun memutuskan untuk menjadikan Jacko, calon suami Putri Rosalinda. Mengetahui hal itu, baik Jacko maupun Putri Rosalinda, tak merasa keberatan, bahkan sebaliknya merasa senang.
Esok harinya, Raja dan Pemaisuri mengadakan perayaan besar-besaran. Perayaan ini merupakan bentuk rasa syukur atas keselamatan sang putri. Selain itu, untuk merayakan pesta pernikahan Jacko dan putri raja. Semua rakyatnya diundang dalam perayaan megah ini.
Suasana kerajaan itu sangat ramai. Semua orang turut merasakan kegembiraan. Yang paling mengesankan lagi adalah saat Jacko dan Putri duduk berdampingan menjelang upacara pernikahan.
Saat Jacko duduk di singgasana, Tak sengaja Raja melihat kalung perak yang digunakan pemuda itu. Seakan tak percaya, Raja kemudian mendekati Jacko untuk melihat kalung itu dengan saksama. Raja sangat terkejut. Ia sangat mengenal kalung perak tersebut karena memiliki tanda khusus dan hanya dimiliki oleh satu orang, yaitu putranya, Fernando.
Ia lalu mencabut kalung yang menggantung di leher Jacko. Melihat perlakuan raja seperti itu Jacko sontak berdiri dari kursinya dengan tatapan heran.
"Dari mana kau dapatkan kalung perak ini?" tanya raja dengan nada tegas.
"Itu adalah kalung milikku, pemberian ibuku. Dia bilang kalung ini akan menunjukkan identitasku sebenarnya?" terang pemuda tampan itu.
Raja menatap seluruh tubuh Jacko penuh selidik, tak dilihatnya satu pun kutil di tubuh mulus itu. Raja berpikir bahwa penyakit putranya telah sembuh.
Raja kemudian memeluk pemuda itu begitu erat.
"Putraku, Pangeran Fernando," panggilnya dengan terisak.
"Kau adalah putraku, Nak," ujarnya lagi.
Jacko pun tak kalah kagetnya mendengar ucapan itu. Dengan serta merta ia memeluk kembali Raja Eduardo. Keluarga yang dicari-carinya selama ini. Rona kebahagiaan terpancar di wajah Mereka.
Ratu Esmeralda sangat tak menyangka mengetahui hal itu. Ia pun berlari menghampiri suami dan putranya yang sedang berpelukan itu.
Begitupula Putri Rosalinda, ia terperanjat mengetahui bahwa calon suaminya itu adalah kakak kandungnya. Selama ini ia tak pernah mendengar sedikit pun kabar tentangnya.
Semua orang di istana Kerajaan Novela terdiam tenggorokan mereka tercekat. Rakyat dan keluarga istana benar-benar terkejut sekaligus terharu menyaksikan drama pertemuan ayah dan anak beserta keluarga besarnya itu.
Perayaan pun tetap dilanjutkan sebagai wujud syukur kembalinya Pangeran Fernando. Upacara pernikahan dibatalkan berganti dengan upacara pengukuhan putra mahkota Kerajaan Novela.
Pangeran Fernando alias Jacko kutil akhirnya mewarisi kekuasaan ayahnya, Raja Eduardo. Ia memimpin Negeri Kerajaan Novela dengan adil dan bijaksana. Rakyat pun sangat bahagia di bawah kepemimpinannya. Mereka semua hidup makmur dan sejahtera.
***
Sekian
Cerita sebelumnya Jacko Kutil (Part 1)
#KomunitasODOP
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
#Tantanganpekan4
#Improvisasiceritarakyat
Komentar
Amiin... Amiiin
Akhirnya happy ending... Hehe
kereenn ferguso....😂😂😂
semangat menulis yaa