Langsung ke konten utama

Tatkala Stres Melanda

oleh Anne Heryane
Foto: www.bisnis.com

Sorry every one, I just can't take it anymore...

Sebuah tulisan terpapar dari layar laptop yang masih menyala. Lagu bertema kesedihan dan patah hati mengiringi tindakan terakhir yang dilakukannya. Seorang Mahasiswa S-2 ITB memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri. Dengan seutas tali berwarna biru yang dikaitkan di kusen pintu itu, ia menggantung diri sehingga nyawanya melayang. 

Kejadian tragis itu terjadi pada Selasa, 3 September 2019, di kamar indekosnya di  Sekeloa, Coblong, Bandung. Lelaki berusia 25 tahun yang bernama Muhtar Amin ini adalah warga Sukoharjo, Jawa Tengah.

Rekam jejak pendidikannya menunjukkan bahwa ia adalah seorang mahasiswa berprestasi yang memeroleh nilai nyaris sempurna dengan IPK 3,88. Semasa kecilnya pun ia termasuk anak yang pintar.

Astagfirullah, inilah berita online yang baru saja kubaca. Tak cuma satu berita ini, ada juga beberapa berita lainnya mengenai kasus bunuh diri, ada yang menimpa anak kecil kelas 5 SD, ada juga yang menimpa seorang ibu rumah tangga. Semua dilatarbelakangi permasalahan hidup yang dialami mereka. 

Sungguh tragedi mengenaskan yang membuatku mengurut dada. Aku cuma bisa beristigfar dan menyesalkan mengapa sampai bisa terjadi hal seperti itu? Seseorang dengan akal yang cemerlang mampu melakukan tindakan sedemikian naifnya. 

Naudzubillahimindzalik. Keputusan bunuh diri benar-benar menentang akal sehat. Ini dimotori oleh kondisi psikologis seseorang yang labil dan jauh dari tuntunan Ilahi. Banyak orang yang melakukan tindakan bunuh diri dikarenakan kekecewaan dan kesedihan mendalam. Ia merasa tidak sanggup lagi menahan ujian hidup yang amat menyiksa. 

Ketahuilah, sesungguhnya ada orang  yang sedang berjuang mati-matian mempertahankan hidup yang merupakan anugerah Sang Mahapencipta. Sebaliknya,  ada juga orang yang sudah tidak menginginkan dirinya untuk hidup dan menghendaki agar kematian segera menghampirinya. Semoga kita tak termasuk manusia jenis kedua. 

Setiap manusia tentu pernah mengalami tekanan (stress) dalam hidupnya. Banyak faktor yang menyebabkan manusia stress, bisa faktor internal (dari dalam diri sendiri) bisa juga eksternal (dari luar dirinya seperti lingkungan).

Faktor internal, meliputi hubungan individu dengan orang lain atau masyarakat, misalnya, putus cinta, perceraian, pertengkaran, pengkhianatan sahabat atau pasangan hidup, perundungan, pengangguran, menderita penyakit tahunan, ketidakpercayaan diri, dll. Faktor eksternal mencakup kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti adanya bencana alam, kekisruhan politik, tuntutan pekerjaan yang tinggi, dsb. 

Apapun alasannya tindakan bunuh diri dalam kacamata Islam merupakan dosa besar karena itu artinya seseorang sudah menzalimi dirinya sendiri. Selain itu, hal tersebut menunjukkan sikap putus asa dari pertolongan Allah yang semestinya dijauhi seorang muslim. 

Allah berfirman dalam Alquran, yakni

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. 3:139)

"Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. 12:87)

"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allâh adalah Maha Penyayang kepadamu." (An-Nisa’/4:29)

Seberat apapun ujian yang kita hadapi hendaknya kita selalu berusaha untuk tetap bersabar. Janganlah kita berlarut-larut dalam kesedihan. Sebab, kesedihan merupakan salah satu celah setan untuk menjerumuskan manusia.

Saat diri kita merasa lelah, pusing, sedih, gelisah tak karuan cobalah untuk beristigfar. Sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya. Teruslah berdoa agar Allah menghilangkan beban hidup yang kita rasakan. Teruslah berikhtiar agar kita bisa menemukan solusi dari setiap permasalahan hidup. Jangan membiarkan dirimu sendiri gelap mata dan kehilangan akal sehat. 

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan stress. Ingatlah cara yang dilakukan ini seyogyanya dalam rangka ketaatan bukan kemaksiatan. 

Berikut hal-hal yang bisa dilakukan tatkala stress melanda. 

1. Refresh pikiran dengan jalan-jalan ke luar rumah. Jika kamu sedang mengalami kegelisahan atau kesedihan carilah udara segar dengan berjalan-jalan, misalnya mengobrol dengan teman atau tetangga, atau berjalan-jalan di taman sekitar rumah bersama keluarga, dll. Itu cukup efektif mengusir kesedihan sekaligus kejenuhan. 

2. ‎Bagi seorang muslim sebaiknya banyak melakukan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. Banyak-banyaklah mengkaji kalam Allah, berkunjung ke masjid dan majelis taklim. ‎Banyak-banyak pulalah membaca buku-buku motivasi atau buku-buku religi yang mengingatkan diri kita kepada Allah Swt. dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang-Nya. 

3. Travelling atau piknik bisa menjadi salah satu cara untuk menyegarkan suasana hati. Piknik tak mesti ke tempat-tempat yang jauh dan mahal. Banyak alternatif piknik yang ramah di kantung namun tetap memberikan sensasi kesegaran jiwa, misalnya berkunjung ke rumah saudara di sebuah desa, mendatangi tempat-tempat yang menunjukkan keindahan alam di lingkungan sekitar. 

4. ‎Tanamkan keyakinan bahwa selalu ada solusi dari permasalahan yang dihadapi. Ada Allah yang menjadi tempat bergantung dan tempat berlindung. Jangan sekali-sekali kita meminta atau berdoa kepada selain Allah karena itu termasuk perbuatan syirik yang merupakan dosa besar.  

5. Melakukan suatu hobi seperti membaca, menulis, olahraga, berkebun, dsb. Hobi-hobi tersebut berdasarkan penelitian para ahli mampu mengurangi stress dan memberikan efek relaksasi tubuh. Lakukanlah dengan senang hati, kamu pun akan merasakan manfaatnya. 

Banyak lagi cara lainnya yang bisa kamu temukan. Yang penting kamu tidak memilih cara-cara yang tidak halal, seperti minum-minuman keras, clubbing, judi, dsb. Lakukan segala sesuatu yang bisa mengurangi keruwetan dalam pikiranmu sepanjang itu tidak menjadi mudarat atau keburukan, sepanjang itu tidak melanggar syariat Allah. 

Demikianlah sedikit paparan dari penulis mengenai cara-cara mengendalikan stress dalam hidup. Semoga bermanfaat.

#OneDayOnePost
#KomunitasODOP
#ODOPBatch7

Komentar

Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan…
Kerwn...
Terimakasih kak tips nya
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Sama-sama Kak Ashima 😄
Amanda Linhan mengatakan…
Terima kasih infonya yaa
pamorsinta mengatakan…
semangat terus untuk menulis yaa...
Mak 'Nces mengatakan…
Tulisan ini mewakili hati saya jika membaca berita-berita bunuh diri. Semoga kita semua dapat menyelamatkan masa depan generasi selanjutnya. Menjadikan generasi muda untuk terus maju dan optimis dalam menjalani kehidupan 🤗
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih teman-teman supportnya 😍
eko endri wiyono mengatakan…
Keren sekali kakak #semangat
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih Pak Eko dan Kak Sulis 😊

Postingan populer dari blog ini

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. Di balik tirai tipi

Jacko Kutil (Part 1)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)  oleh Anne Heryane Pada zaman dahulu, berdirilah kerajaan yang sangat besar pada masanya, yakni Kerajaan Novela. Kerajaan ini dipimpin seorang raja bernama Raja Eduardo. Sumber daya alam di kerajaan ini sangat melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera. Mereka hidup dalam kemiskinan dan di bawah kekuasaan pemimpin yang semena-mena. Kekayaan alam di negeri itu hanya dinikmati raja, keluarga istana, para petinggi kerajaan, dan para bangsawan.  Suatu hari Ratu Esmeralda melahirkan seorang putra. Betapa terkejutnya sang raja ketika melihat sosok pangeran yang buruk rupa. Di wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya bertebaran kutil-kutil. Melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.  Raja merahasiakan sosok pangeran yang dipenuhi kutil ini kepada rakyatnya. Ia pun mengancam akan memberikan hukuman mati kepada siapa saja di istana yang membocorkan rahasia ini.  Raja pun memanggil tiga orang pandai dan

Puing-Puing Hati

Cerbung oleh Anne Heryane indipendent. co. uk "Pergi dari sini. Aku sudah muak hidup sama kamu!"  Nadya membuncahkan kekesalannya kepada ayah dari putra tersayangnya yang masih balita itu.  Lelaki berperawakan tinggi kurus itu hanya duduk termenung, meresapi ucapan wanita yang telah mendampinginya selama lima tahun. Kata-kata itu begitu menohok ulu hati. Beberapa potong baju kemeja dan celana panjang dilemparkan Nadya ke arahnya. "Nih,  bawa semua baju kamu. Aku ingin kita cerai!" jerit wanita berusia 30 tahun itu.  Bagaikan disambar petir, ucapan Nadya membuat Firman terhenyak. Dadanya sesak. Namun, ia harus menghadapinya. Lelaki itu sadar bahwa ia selama ini belum mampu membahagiakan istrinya. Ia bergeming dengan perlakuan istrinya. Rasanya tak percaya jika rumah tangganya diterjang amukan badai sedahsyat ini.  Nadya benar-benar kalut. Ia melontarkan semua rasa yang selama ini singgah. Ada rasa sedih, kesal, benci, marah. Ia tela