Langsung ke konten utama

Tak Ada yang Kebetulan

Cerita Pengalaman
oleh Anne Heryane

Assalammualaikum, wr. Wb. 

Kali ini aku mau bercerita tentang kejadian hari ini. Barangkali ada hikmah yang bisa diambil oleh siapa pun yang membaca cerita ini. 

Jadi begini, menjelang sore hari aku pergi ke atm BRI terdekat di daerah tempat tinggalku. Ke sana aku mengendarai sepeda karena lumayan jaraknya cukup jauh, yaitu sekitar satu kilometer.

Jalanan pada sore hari ini memang lumayan macet karena banyak orang yang baru pulang kerja. Ini membuat perjalananku menjadi kurang nyaman. Selama ini aku menghindari polusi udara dan kebisingan jalan raya dengan selalu bersepeda pagi. Namun, kali ini karena suatu keperluan aku terpaksa ke luar sore dan menghadapi suasana yang tak begitu kusukai.

Usai mengambil uang di atm, aku berniat membeli sabun cuci soalnya sabun yang ada di rumah sudah habis. Selain itu, aku juga mau beli susu buat anak bungsuku. Mumpung bersepeda sendiri. Kebetulan Azzam, anakku yang baru berusia dua tahun,  sedang tidur saat kutinggal pergi. Aku menitipkannya pada anak sulungku, Ghazy, yang menurutku sudah cukup bisa dipercaya. Aku pun pergi tak akan lama.

Aku mampir dulu ke Indomaret untuk membeli sabun dan susu. Ketika sampai di parkiran kebetulan ada tenda tempat menjajakan barang-barang jualan. Ternyata sedang ada promosi.

Jadi ada beberapa barang dimasukkan ke dalam satu plastik kemudian dijual dengan harga lebih murah. Kebetulan ada sisa satu plastik lagi. Isinya detergent so klin dengan berat 1.8 kg ditambah Pewangi pakaian Royale by So Klin 800 ml dan sabun cuci piring Ekonomi Power Liquid  800 ml. 

Harga normalnya Rp73.000 karena promosi jadi Rp43.000. Jadilah aku beli satu, lumayan lebih hemat sih meskipun tahu banget ini trik dagang. Itulah yang membuat ibu-ibu tertarik membelinya karena terkesan lebih murah.

Seorang karyawan Indomaret bertanya "Apakah ibu sudah punya akun klik Indomaret?" 
"Belum," Jawabku
"Jadi hari ini sedang ada promosi sekaligus voucher gratis sebesar Rp20.000," jelasnya. 
Tambah berbinar nih mata aku mendengar istilah gratis. 
"Tapi ibu harus belanja minimal 100 ribu biar bisa dapat voucher tersebut dan harus punya akun klik Indomaret dulu," tambahnya lagi. 
"Ohh... Begitu, oke deh kalau gitu," ujarku mengiyakan. 
"Hari ini saja ya Bu berlaku promosinya," ujarnya lagi
"Iya, baiklah!"

Duhh, pinter sekali ya membuat konsumen tergerak membeli. Aku jadi merasa seperti korban yang sering dikadalin. Hehe. Tapi ya sudahlah, nasib menjadi konsumen.

Karena aku tadi sudah membeli satu plastik barang promosi, minyak kelapa tropikal yang isi dua liter, dengan total harga 60 ribu. Berarti aku harus belanja sekitar 40 ribuan lagi. Jadilah aku membeli tambahannya, yaitu sabun mandi,  pasta gigi, shampo, susu kental manis bendera, dan susu bubuk Frisian Flag untuk usia 1-3 tahun.

Dihitunglah satu per satu barang belanjaan. Jadi totalnya hampir 150 ribu. Langsung aku dibantu karyawan mendownload aplikasi klik dan sekaligus mendaftar serta menggunakan akunnya langsung.
Ternyata akun klik Indomaret ini semacam akun untuk belanja online. Jadi kalau kita mau belanja ke Indomaret lagi. Tidak perlu capek-capek ke luar rumah. Tinggal klik-klik barang yang mau dibeli. Nunggu dikirim ke rumah deh. Pembayarannya bisa pakai sistem Cash on Delivery (COD) dengan kata lain bayar di tempat. Wah, tambah simpel dan praktis hidup ini, ya?
Selama ini aku biasa berbelanja online suatu peralatan/perlengkapan dan pakaian itu di Shopee, Buka Lapak, dan Lazaada. Nah, sekarang, bisa membeli kebutuhan sehari-hari secara online pula. Mantap!

Setelah punya akun klik Indomaret aku dapat potongan voucher dan promosi barang. Jadi, aku akhirnya membayar sekitar Rp120.000. Maklum ya namanya ibu-ibu paling suka sama yang gratisan atau diskonan. Hehe. Hal yang kebetulan ini pun cukup membuat aku senang pada hari ini. 
Coba pikir deh, kalau tidak ada keperluan hari ini rasanya aku tak mungkin ke luar rumah. Terus, kalau saja anakku tidak ingin minum susu, kalau saja sabun di rumah tidak habis, mungkin aku tak akan mampir ke Indomaret. Andaikan tidak hari ini aku ke Indomaret aku tak akan dapat harga promosi dan voucher gratis belanja di Indomaret. Kebetulan sekali, kan?

Pertanyaannya, adalah ada berapa kata kebetulankah pada wacana di atas? Benarkah kebetulan itu ada? (Berasa ulangan deh, hihi)

Menurutku, sebagai seorang muslim, tak ada loh istilah kebetulan dalam hidup ini. Jadi kata kebetulan diralat jadi qadarullah saja ya, yang artinya atas ketetapan Allah. Semua yang terjadi itu tidak terlepas dari kehendak dan ketetapan Allah. Telah tertulis apa-apa yang menjadi rizki, jodoh, maut, dan suka duka hidupnya.  Ya, seperti yang kualami hari ini.

Memang udah rizki aku kali ya dapat voucher belanja Rp20.000. Hehe Jangankan rizki yang besar, daun kering yang terjatuh pun itu telah tertulis sebelum manusia diciptakan. Sampai sedetil itukah? Masya Allah. 

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah” 
(QS. Al Hajj:70).

Wallahua'lam Bisshawwab


#KomunitasODOP
#OneDayOnePost
#ODOPBatch7

Komentar

Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan…
Setuju mbak, di dunia ini tidak ada yang kebetulan hehe
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Iya Mbak makasih ya 😊
atiq - catatanatiqoh mengatakan…
waaah alhamdulillah rejekinya :)
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Iya Alhamdulillah Kak Atiqoh. Terima kasih ya teman-teman 😊

Postingan populer dari blog ini

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...

Jacko Kutil (Part 1)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)  oleh Anne Heryane Pada zaman dahulu, berdirilah kerajaan yang sangat besar pada masanya, yakni Kerajaan Novela. Kerajaan ini dipimpin seorang raja bernama Raja Eduardo. Sumber daya alam di kerajaan ini sangat melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera. Mereka hidup dalam kemiskinan dan di bawah kekuasaan pemimpin yang semena-mena. Kekayaan alam di negeri itu hanya dinikmati raja, keluarga istana, para petinggi kerajaan, dan para bangsawan.  Suatu hari Ratu Esmeralda melahirkan seorang putra. Betapa terkejutnya sang raja ketika melihat sosok pangeran yang buruk rupa. Di wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya bertebaran kutil-kutil. Melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.  Raja merahasiakan sosok pangeran yang dipenuhi kutil ini kepada rakyatnya. Ia pun mengancam akan memberikan hukuman mati kepada siapa saja di istana yang membocorkan rahasia ini.  Raja pun memanggil ti...

Masih Adakah Cinta? (Bagian 2)

Romance Fiction Usai berbelanja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak, Merry pun kembali berjalan menuju rumahnya. Ia melewati Boulevard Street. Nama jalan di depan rumahnya, sebuah jalan khusus di kompleks elit yang pemiliknya rata-rata keturunan bangsawan Inggris.  Setelah sampai di rumah dua lantai dengan gaya arsitektur Eropa lama, Merry disambut oleh dua pelayannya berseragam hitam putih. Mereka sedikit membungkukkan badan melihat kedatangannya. Merry membalasnya dengan anggukan dan senyuman.  "July tolong bawa bahan-bahan masakan ini ke dapur. Kamu temani saya nanti masak ya!" serunya kepada seorang pelayan wanita yang berusia setengah baya.  "Baik, Nyonya!" sahut pelayan bertubuh gempal itu.  Merry selalu ingin menghidangkan makanan spesial untuk Andi dengan tangannya sendiri.  "Jessi, tolong kau rapikan meja makan ya.   Jangan lupa beri hiasan bunga mawar di tengahnya. Tambahkan pula dua buah lilin aromatik! " ...