Langsung ke konten utama

Be Your Self!

Menjadi seseorang yang dirimu sendiri harapkan itu tak mudah. Terkadang kau harus melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kepribadianmu sendiri. Seringnya semakin ingin menjadi seperti orang lain maka semakin pula kau kecewa pada diri.

Tak perlu begitu. Sesekali kau sangat perlu menyapa dan berbincang dengan dirimu sendiri. Lihatlah betapa besar upayanya untuk menjadi yang terbaik dari dirimu! Banggalah dengan apa yang ada padamu!

Allah telah menciptakanmu berbeda dari yang lain. Enggankah dirimu menerimanya? Jika begitu, kau tak mensyukuri pemberian-Nya. Ingatlah, Allah mungkin akan mengambil nikmat darimu bila kau tak bersyukur.

Jagalah dirimu sendiri dan peliharalah! Bukankah itu kewajibanmu. Hentikanlah perilaku mencela terhadap apa yang kurang dari dirimu, baik fisik ataupun kepribadianmu. Tak usah pula kau lihat orang-orang yang tak suka. Biarkanlah, janganlah terlalu kau larut sebab itu kan membuatmu amat rapuh.

Fokuslah pada mereka yang memberimu cinta yang tulus. Balaslah dengan cinta yang lebih besar. Kau akan bahagia. Fokuslah untuk senantiasa memperbaiki diri dan jadilah sebaik-baik dirimu. Jadilah seperti yang Allah mau!

Jadilah diri sendiri! Karena hidup terlalu singkat untuk menjadi orang lain. Just say that im proud to be my self and keep smile!

Komentar

Blogger Surabaya mengatakan…
Salam kenal dari London. Semangat menulis.....
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih sudah mampir 😄
eko endri wiyono mengatakan…
Super Mantap Kakak, keren sekali tulisannya #semangat
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih teman-teman 😊😊
Amanda Linhan mengatakan…
Bagus tulisannya
khofiyaarizki mengatakan…
thanks to open my mind kakak ^^

Postingan populer dari blog ini

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. Di balik tirai tipi

Jacko Kutil (Part 1)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)  oleh Anne Heryane Pada zaman dahulu, berdirilah kerajaan yang sangat besar pada masanya, yakni Kerajaan Novela. Kerajaan ini dipimpin seorang raja bernama Raja Eduardo. Sumber daya alam di kerajaan ini sangat melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera. Mereka hidup dalam kemiskinan dan di bawah kekuasaan pemimpin yang semena-mena. Kekayaan alam di negeri itu hanya dinikmati raja, keluarga istana, para petinggi kerajaan, dan para bangsawan.  Suatu hari Ratu Esmeralda melahirkan seorang putra. Betapa terkejutnya sang raja ketika melihat sosok pangeran yang buruk rupa. Di wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya bertebaran kutil-kutil. Melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.  Raja merahasiakan sosok pangeran yang dipenuhi kutil ini kepada rakyatnya. Ia pun mengancam akan memberikan hukuman mati kepada siapa saja di istana yang membocorkan rahasia ini.  Raja pun memanggil tiga orang pandai dan

Puing-Puing Hati

Cerbung oleh Anne Heryane indipendent. co. uk "Pergi dari sini. Aku sudah muak hidup sama kamu!"  Nadya membuncahkan kekesalannya kepada ayah dari putra tersayangnya yang masih balita itu.  Lelaki berperawakan tinggi kurus itu hanya duduk termenung, meresapi ucapan wanita yang telah mendampinginya selama lima tahun. Kata-kata itu begitu menohok ulu hati. Beberapa potong baju kemeja dan celana panjang dilemparkan Nadya ke arahnya. "Nih,  bawa semua baju kamu. Aku ingin kita cerai!" jerit wanita berusia 30 tahun itu.  Bagaikan disambar petir, ucapan Nadya membuat Firman terhenyak. Dadanya sesak. Namun, ia harus menghadapinya. Lelaki itu sadar bahwa ia selama ini belum mampu membahagiakan istrinya. Ia bergeming dengan perlakuan istrinya. Rasanya tak percaya jika rumah tangganya diterjang amukan badai sedahsyat ini.  Nadya benar-benar kalut. Ia melontarkan semua rasa yang selama ini singgah. Ada rasa sedih, kesal, benci, marah. Ia tela