Romance Fiction
Usai berbelanja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak, Merry pun kembali berjalan menuju rumahnya. Ia melewati Boulevard Street. Nama jalan di depan rumahnya, sebuah jalan khusus di kompleks elit yang pemiliknya rata-rata keturunan bangsawan Inggris.
Setelah sampai di rumah dua lantai dengan gaya arsitektur Eropa lama, Merry disambut oleh dua pelayannya berseragam hitam putih. Mereka sedikit membungkukkan badan melihat kedatangannya. Merry membalasnya dengan anggukan dan senyuman.
"July tolong bawa bahan-bahan masakan ini ke dapur. Kamu temani saya nanti masak ya!" serunya kepada seorang pelayan wanita yang berusia setengah baya.
"Baik, Nyonya!" sahut pelayan bertubuh gempal itu.
Merry selalu ingin menghidangkan makanan spesial untuk Andi dengan tangannya sendiri.
"Jessi, tolong kau rapikan meja makan ya. Jangan lupa beri hiasan bunga mawar di tengahnya. Tambahkan pula dua buah lilin aromatik! "
"Siap, Nya," Jawab seorang pelayan yang masih muda belia itu.
Merry melirik jam dinding besar dengan sebuah bandul panjang di bawahnya. Jarum jam pendeknya menunjuk angka 5.
"Ah, sudah sore ternyata. Baiknya aku segera mulai memasak," imbuhnya.
Merry dan seorang pelayannya pun sibuk memasak serta menyiapkan makan malam.
"Malam ini akan menjadi malam yang amat spesial" Merry berucap dengan penuh keyakinan. Sinar matanya memendar harapan dan mimpi yang indah.
"Nya, kalau boleh saya bertanya, untuk apa Nyonya capek-capek menyiapkan semua ini, biar saya saja. Bukankah ini tugas saya?"
"Ga apa-apa kok. Ini adalah hari yang istimewa. Hari ini adalah tepat hari kelahiranku di tahun ini, Jul "
"Oh, Nyonya ulang tahun ya, Selamat ya, Nya. Moga aja sehat selalu, tambah sukses dan bahagia."
"Terima kasih ucapan selamatnya ya, Jul!" Tutur Merry.
"Pasti Tuan Andi memberikan kado istimewa juga nih buat Nyonya."
"Iya Jul, itulah yang diharapkan seorang istri dari suaminya, sebuah perhatian yang tulus dan dalam, sebuah cinta dan kesetiaan, serta sikap menghargai akan kehadiran istri di samping suaminya,"
"Bukan sebatas ucapan selamat dan kado istimewa, namun di baliknya ada sebuah pesan bahwa betapa berartinya kehadiran seorang istri bagi suaminya itu," tutur wanita itu.
"Barangkali semua orang tidak peduli dengan kehadiran diri kita, itu bukanlah masalah besar sepanjang keluarga mencintai kita," ujar Merry sambil sesekali melirik Jully yang sedang mencuci buah dan sayuran. Sementara Merry mengiris bawang.
"Namun, yang terasa paling menyedihkan adalah ketika orang terdekat apakah itu istri atau suami justru tak peduli dan tak menghargai keberadaan diri kita."
Jully manggut-manggut mendengarkan penjelasan majikannya itu.
"Iya pastinya akan terasa sangat sakit jika tak diperhatikan oleh pasangan hidup sendiri. "
"Tapi saya yakin Tuan Andi sangat perhatian dan mencintai nyonya sepenuh hati."
Merry tersenyum manis. Hatinya memanglah mengharapkan demikian.
***
(Bersambung)
#OneDayOnePost
#KomunitasODOP
#ODOPBatch7
Komentar
Semoga tidak y 😊😊😊😊
Bagus ka ceritanya, bikin penasaran kelanjutannya
D tunggu