Langsung ke konten utama

My First 22 Kilometers (Pencapaian Pertama dalam Olahraga Bersepeda)

Cerita Pengalaman
Oleh Anne Heryane



Assalammualaikum Wr. Wb.

Hello...everybody!  Sudah week end aja lagi nih. Semangat menjalani rutinitas ya! Jangan lupa sempatkan buat olahraga yess. Bagaimana pun sibuknya kamu, fisik harus terus dijaga supaya kondisi badan kamu tetap prima.

Well, kali ini emak-emak rempong mau berbagi pengalaman berolahraga  sepeda nih. Sepertinya sih cucok buat materi tantangan ODOP pekan pertama. Let's rock, Baby!

Siapa di sini yang suka bersepeda? Ayo tunjuk tangan. Rata-rata semua orang Indonesia dari yang imut-imut sampai yang amit-amit, eh..dari anak-anak, dewasa, sampai orang tua suka bersepeda. Setidaknya, pas kanak-kanak kamu suka main sepeda kan? Pastinya dong. Main sepeda itu asyiknya juara dah. Jangan bilang kalau terakhir kali kamu bersepeda pas usia SD atau SMP.  Hehe

Bersepeda itu bukan cuma buat anak-anak loh. Bersepeda itu salah satu alternatif olahraga yang fun and healthy buat semua orang. Jangan merasa tua untuk bersepeda ya, Gaees.

Dulu aku berpikirnya bersepeda itu just only for kids. Karena  itulah, setelah memasuki usia remaja katakanlah SMA sampe jadi emak-emak buntutan, aku vakum sama kegiatan ini. But recently, aku mencoba merutinkan kegiatan bersepeda ini every week end.

Aku terinspirasi dari postingan seorang teman di IG yang rutin olahraga bersepeda keliling kompleks rumah. Sementara selama ini aku olahraga jogging seminggu sekali dan itu perjuangan banget, banyak godaannya, Cyiin. Ditambah ada anak yang masih butuh mimik. Arrghh..What a complicated life!

Tahukah kamu? Olahraga bersepeda itu kaya manfaat loh. Yang paling menggiurkan, bersepeda bisa menghilangkan stress dan bisa membuat body emak-emak yang kadung membengkak jadi tambah aduhai bak biola. Catat!

But the most important thing is bersepeda itu membuat kamu lebih sehat jasmani dan rohani. Lebih detailnya, bersepeda dapat memperkuat otot jantung, membakar banyak kolestrol,  menambah stamina, memperkuat sendi tulang kaki, memberikan efek rasa bahagia,  memperlancar peredaran darah, membuatmu lebih mengenal lingkungan sekitar, membuat awet muda and so on.

Oh ya satu lagi bersepeda bisa membawamu ke suatu tempat yang menakjubkan seperti puncak gunung, pantai, sawah, sungai, danau dan taman kota. You can go to everywhere you want by bike. Furthermore, you can go around the world by bike. Seriously! Many peoples have tried it! It's awesome! It's one of my dream too, guys!

Oke langsung saja. Begini cerita pengalaman pertamaku bersepeda sejauh 22 km di sekitar tempat tinggalku. Dewasa ini, aku tinggal di Rancamanyar, Baleendah, Kab. Bandung. Sudah sekitar tujuh tahun lamanya.

Daerah ini merupakan daerah pinggiran kota Bandung. (Jadi inget lagunya Iwan Fals,  hoorang pinggiiiraan hooo...aaa...eee...yoooo...! Anak milenial tau lagu ini gak yah. Hihi) Yup, aku tinggal di desa. (Padahal aslinya aku anak kota, besar di kota. Hehe... Biasa ajah keles)

Dapat dibayangkan bagaimana suasana desa kan ya? Sawah terhampar luas bak permadani hijau, burung-burung  berkicauan di atas dahan pohon lalu mengepak sayap melesat menghiasi birunya langit. Angin bertiup sepoi-sepoi menembus pori-pori. Betapa menyejukkan kalbu. Senyum pun merekah menikmati indahnya pemandangan desa. Ahh... Mantap!

Tapi di sekitar rumah aku sudah padat penduduk. Suasana desa semisal itu cuma bisa ditemukan di desa sebelah agak jauh sedikit dari jalan raya. Jadi. lebih efektif kalau menempuh perjalanan ke desa tersebut menggunakan sepeda.

Pada hari Sabtu, 31 Agustus 2019, Pagi-pagi sekali usai salat subuh aku mempersiapkan diri untuk bersepeda rutin. Selama ini rute yang kulalui adalah Nusa baru-Desa Rancamulya. Kurang lebih aku rutin bersepeda rata-rata selama satu jam dengan jarak sekitar 14 km.

Namun, pagi itu aku merasa bosan melalui jalur yang sama. Aku ingin mencoba rute lain meskipun masih sama-sama tak begitu jauh dari rumah.

Aku pun bersepeda ke suatu tempat yang belum pernah aku lalui. Rute tersebut yaitu Nusa Baru-Rancakasiat-Pamengpeuk-Kampung Sayang-Banjaran-Desa Rancamulya.

Pada musim kemarau ini,  aku berpikir jalanan desa akan kering. Tetapi, tak kuduga tak kusangka di jalanan desa menuju Jalan Raya Kamasan, Banjaran, jalanannya ada yang basah, becek, berbatu, berlumpur hitam and little bit bad smell. Pasalnya saat melewati jalan tersebut, ada tumpukan sampah plastik di pinggir jalan. Tidak banyak sih. Tapi tetap bikin illfeel. Baunya itu lohh!

Sadly, jalan ini mau tak mau harus aku lalui. Komitmen sama target aku dong, Gaess. Jangan salah, olahraga juga butuh ukuran dan target yang jelas. Biar kita tahu sejauhmana peningkatan kemampuan tubuh kita dalam berolahraga. So, i have too keep move forward!

Hadeuuh, apa kabarkah sepedaku yang bersih dan cantik jelita itu? Setelah melalui jalanan basah tersebut, seketika ban dan body sepedaku berlumuran lumpur hitam kayak masker.  OMG! Alamat mesti ngemandiin ini mah. Hihi

Pasrah saja deh. Maju terus pantang mundur. Dengan kecepatan 14,9 km per jam aku menjelajah jalanan desa. Enjoying a natural scenery. I love it. And finally, i reached the goal. Yeaayy! Akhirnya, aku berhasil. Aku mampu bersepeda dengan jarak tempuh 22 km dalam waktu 1 jam 29 menit. Yess, mission accomplish!

Berikut keterangannya:

Saturday morning, August 31, 2019


Dst : 22.344

Mxs: 25.3
Avs : 14.9
TM : 1:29:35
Odo: 69.953
Rute: Nusa Baru-Rancakasiat-kp. Sayang (Pameungpeuk)-Banjaran-Rancamulya
Jalan : (80%) mulus & datar (15%) berbatu, (5) basah, berlumpur.

Eh... by the way, kenapa ga ke kota aja sih bersepedanya? Jalanannya kan mulus dan ga basah? (kecuali pas ujan). Ngomong-ngomong ngebike ke kota. Actually, malas aku tuh bersepeda ke sana. Meskipun dalam waktu 30 menit bisa sampai di Cibaduyut, Kota Bandung.

Sudah popular di area itu, pagi-pagi pasti padat merayap alias macet, Bro. Ngga suka aku tuh. Udah capek ngegowes terus menghirup karbondioksida dari asap-asap kendaraan bermotor, udah gitu berisiko diserempet motor dan angkot pula, terus macet pula. Bukannya sehat malah tambah sakit dan stress! Kalau tidak ada event-event gowes yang rame mah. Mending di desa aja deh. Santuyy!

Yang bikin happy juga saat bersepeda di daerah desa ini,  yaitu aku bisa selfi-selfi. Hehe... Pokoknya semangat banget deh cari spot-spot instagrammable di area sawah yang hijau nan luas itu.

Dalam rutinitas bersepeda pagi ini, aku termasuk pejuang solobiker, Gaess. Memang ya, aku belum ketemu teman yang bisa diajak buat bersepeda pagi di desa. Tapi someday aku pasti menemukannya. Makanya aku suka mantau akun FB dan IG komunitas bersepeda meski masih pasif, misalnya di Gowes Baraya Bandung (GBB) dan Women Cycling Community (WCC) Bandung. Tapi belum bisa mengikuti event-eventnya yang top markotop.

Sadar diri lah yaa kalau aku adalah emak-emak yang belum bisa lepas total dari baby-baby bala-bala. Ya, ada anak bayi yang masih butuh dekapan ibunya. Haha

Eh, tiga kata kunci sudah muncul kan yaa. Hehe. Alhamdulillah, tuntas sudah challenge pekan pertama ini. Makasih banyak loh ya buat teman-teman yang sudah mampir, terutama buat teman-teman seperjuangan di komunitas Odop yang sudah rela meluangkan waktu nyimak cerita emak-emak ini.

Maafkanlah emak yang hari ini rada lebay berceritanya. Soalnya emak lagi pengen menulis santai. Tidak apa-apa kan kakak-kakak admin. Yang penting tetap semangat menulis kan yaa! Happy writing!
😄😄😄

Wassalam 🙏



#OneDayOnePost
#ODOPBatch7
#KomunitasODOP
#TantanganPekan1
#GrupKairo

Komentar

ummuarrahma@gmail.com mengatakan…
Wah menyenangkan sekali bersepeda sehat dan melihat pandangan indah.
Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan…
Kayanya seru ka bersepeda, jadi pengeb
Mak 'Nces mengatakan…
Wah, jadi pengen bersepeda nih kak hehehe
Keren bangett sih jiwa muda nih
Ezza Echa Tania mengatakan…
Jadi pengen punya sepeda. Terakhir main sepeda pas SD. Huhu
Catatan Akhy Brewok mengatakan…
Gowes gowes
Apalagi sore2
Keren tuh
pamorsinta mengatakan…
Cara menjaga kewarasan emak2 itu melakukan rutinitas yang di sukai, sehat selalu mak...☺☺☺
Reno Danarti mengatakan…
Udah lama gak bersepeda...
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih sudah berkunjung ya teman-teman. Hayoo bersepeda.. Memang ini salah satu yang bikin emak tetap waras.hehe
nurul_alianza mengatakan…
wah jadi teringat pas masa fun bike. jadi rinndu

Postingan populer dari blog ini

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. Di balik tirai tipi

Jacko Kutil (Part 1)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)  oleh Anne Heryane Pada zaman dahulu, berdirilah kerajaan yang sangat besar pada masanya, yakni Kerajaan Novela. Kerajaan ini dipimpin seorang raja bernama Raja Eduardo. Sumber daya alam di kerajaan ini sangat melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera. Mereka hidup dalam kemiskinan dan di bawah kekuasaan pemimpin yang semena-mena. Kekayaan alam di negeri itu hanya dinikmati raja, keluarga istana, para petinggi kerajaan, dan para bangsawan.  Suatu hari Ratu Esmeralda melahirkan seorang putra. Betapa terkejutnya sang raja ketika melihat sosok pangeran yang buruk rupa. Di wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya bertebaran kutil-kutil. Melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.  Raja merahasiakan sosok pangeran yang dipenuhi kutil ini kepada rakyatnya. Ia pun mengancam akan memberikan hukuman mati kepada siapa saja di istana yang membocorkan rahasia ini.  Raja pun memanggil tiga orang pandai dan

Puing-Puing Hati

Cerbung oleh Anne Heryane indipendent. co. uk "Pergi dari sini. Aku sudah muak hidup sama kamu!"  Nadya membuncahkan kekesalannya kepada ayah dari putra tersayangnya yang masih balita itu.  Lelaki berperawakan tinggi kurus itu hanya duduk termenung, meresapi ucapan wanita yang telah mendampinginya selama lima tahun. Kata-kata itu begitu menohok ulu hati. Beberapa potong baju kemeja dan celana panjang dilemparkan Nadya ke arahnya. "Nih,  bawa semua baju kamu. Aku ingin kita cerai!" jerit wanita berusia 30 tahun itu.  Bagaikan disambar petir, ucapan Nadya membuat Firman terhenyak. Dadanya sesak. Namun, ia harus menghadapinya. Lelaki itu sadar bahwa ia selama ini belum mampu membahagiakan istrinya. Ia bergeming dengan perlakuan istrinya. Rasanya tak percaya jika rumah tangganya diterjang amukan badai sedahsyat ini.  Nadya benar-benar kalut. Ia melontarkan semua rasa yang selama ini singgah. Ada rasa sedih, kesal, benci, marah. Ia tela