Langsung ke konten utama

Cara agar Rumah Tangga Awet


Setiap lelaki atau wanita yang memiliki tujuan baik dalam berumah tangga tentu mengharapkan pernikahannya awet atau langgeng. Apalagi jika ia menikah dengan seseorang yang amat dicintainya. Ia pasti akan mendambakan hidup bersama pasangannya sampai maut memisahkan, menjadi suami istri sehidup sesurga.

Bahtera rumah tangga dalam perjalanannya adakalanya oleng karena empasan ombak. Bukan tidak mungkin, ia pun akan dihadang badai sebelum sampai di tempat tujuan. Nakhoda yang baik adalah orang yang terampil mengemudikan bahteranya agar terhindar dari garangnya angin ribut dan amukan badai. 

Penumpang yang baik adalah dia yang selalu mendukung sang nakhoda dan sigap mempersiapkan segala kebutuhannya agar bahtera tetap berlayar dengan lancar melalui segala rintangan.

Sang nakhoda merupakan perumpamaan seorang suami yang memimpin rumah tangga. Sedangkan para penumpangnya adalah isteri dan anak-anaknya. Merekalah sesungguhnya tim yang akan menjalani waktu hidup bersama untuk menggapai impian dan cita-cita yang terpatri, yakni hidup selamat dan bahagia di akhirat nanti.

Sebelumnya saya akan sedikit memaparkan kehidupan rumah tangga saya sebagai bahan pembelajaran. Saya adalah seorang istri yang sudah membina rumah tangga selama lebih kurang 12 tahun, waktu yang tidak sebentar, bukan? Alhamdulillah,  dalam kurun waktu tersebut kami telah dikaruniai tiga orang anak. Rasanya tak percaya saya bisa mendampingi suami sampai sejauh ini mengingat perjuangannya yang menguras air mata.

Rumah tangga kami tak luput dari ujian terutama ujian dari sisi ekonomi. Dalam prosesnya, berkali-kali kami merasakan guncangan yang hebat karena masalah itu. Berkali-kali pula hubungan kami bagaikan telur di ujung tanduk yang sekali tiup saja maka luluh lantaklah.

Alhamdulillah, Allah menyelamatkan rumah tangga kami. Dialah yang memampukan kami melewati semua ini. Bukan murni karena kesabaran saya dan suami tapi semata-mata karena pertolongan Allah Swt. Meski memang keteguhan hati dan kesabaran menjadi salah satu faktor yang penting dimiliki dalam mempertahankan keutuhan rumah tangga.

Berdasarkan pengalaman saya itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mempertahankan keutuhan rumah tangga.

1.Kembali pada Visi dan Misi Pernikahan

Visi dan misi dalam hidup berumahtangga sama halnya dengan pondasi atau dasar utama. Bagi rumah tangga muslim visi dan misi berumah tangga harus sesuai pula dengan prinsip hidup seorang muslim. Menikah bukan semata-mata untuk menyalurkan hasrat seksual atau menghasilkan keturunan. Menikah bertujuan membangun masyarakat Islam yang beradab dan menegakkan kalimatullah di muka bumi. Menikah itu adalah ibadah yang bertujuan mengharapkan rida Allah Swt. 

Saat dilanda masalah dalam rumah tangga perlulah mengingat dan meneguhkan kembali visi dan misi yang sudah ditentukan dan disepakati bersama supaya rumah tangga yang telah dibangun tidak mudah porak poranda karena hal sifatnya yang remeh temeh atau bahkan yang sifatnya besar. Sebisa mungkin perkokoh pondasi rumah tanggamu. 

2. ‎Berempati terhadap pasangan hidup

Kita sering menilai pasangan dari sudut pandang diri sendiri. Sesekali perlulah berempati terhadap pasangan hidupmu. Belajarlah melihat suatu masalah dari sudut pandang pasangan. Bila perlu berandai-andailah menempati posisinya. Jika ia seorang istri, belajarlah memahami karakter dan cara berpikir seorang suami. Belajarlah merasakan keadaan yang dialami suami. Pun sebaliknya. Dengan begitu,  istri atau suami dapat memahami maksud perbuatan pasangannya, memaklumi, serta memaafkannya.

3. Ingatlah kebaikan-kebaikan istri atau suami

Saat melihat kesalahan atau kekurangan yang dilakukan istri atau suami, bersikap bijaklah. Pasanganmu itu bukanlah manusia sempurna atau malaikat. Tentulah kau akan menemukan kekurangan-kekurangan pada dirinya. Sebelum kau memarahinya mencak-mencak atau menuntut perpisahan darinya, lihatlah kembali lebih dalam. Dibalik kesalahannya ia pun melakukan banyak kebaikan. Dan hatimu tentu akan luluh saat mengetahui bahwa ternyata istri atau suamimu telah banyak sekali berbuat baik kepadamu dan juga anak-anakmu. 

Bangunlah komunikasi yang produktif bersamanya. Sampaikan keinginan dan harapanmu kepadanya. Jika masih saja salah di matamu,  berilah waktu kepadanya untuk memperbaiki kesalahannya itu. Bukankah semua hal membutuhkan proses apalagi jika itu berkaitan dengan kebiasaan, sikap atau tindakan yang kurang baik. Perlu waktu yang tidak sebentar untuk mengubahnya.  Yang penting kau terus berusaha membantunya memperbaiki kekurangannya. 

4. ‎Terus berusaha ikhlas dan sabar

Kata-kata ikhlas dan sabar mungkin bukan kata-kata asing yang didengar. Mudah diucapkan tapi bukan hal yang tidak mampu dilakukan seseorang. Ikhlas dan sabar adalah salah satu alternatif atas solusi dari setiap permasalahan.

 Ikhlaslah menerima kekurangan pasanganmu. Akan selalu ada hikmah dibaliknya. Bersabarlah dalam menghadapi setiap rintangan yang menguji keutuhan rumah tanggamu. Sebab Allah bersama orang-orang yang sabar. Yakinlah bahwa kau mampu melewati kesulitan yang menghadang. 

5. ‎Bertawakal dan Berdoalah kepada-Nya

Jika kau telah berusaha sekuat tenaga untuk membina rumah tangga dengan sebaik-baiknya, bertawakal atau berserah dirilah kepada-Nya. Apapun hasilnya terimalah. Bukankah Allah melihat perjuanganmu bukan hasil. Sebab hasil akhir itu adalah ketentuan-Nya. 

Salah satu hal yang bisa mengubah takdir adalah doa. Oleh sebab itu,  jangan pernah berhenti berdoa. Mintalah yang terbaik untuk kehidupanmu. Berdoalah agar senantiasa diberikan keberkahan dan kebaikan dalam berumah tangga.

 Mintalah sebanyak-banyaknya dengan penuh kekhusyuan dan kerendahan hati. Sesungguhnya Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang terus memohon kepada-Nya. Yakinlah bahwa Allah Maha mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. 

“Dan Tuhanmu berfirman : Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan.” (QS. Ghafir : 60).
6. ‎Jangan putus asa, terus berikhtiar mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warrahmah

Seorang muslim dilarang berputus asa. Sesungguhnya berputus asa adalah dosa. Karena hal itu sama halnya dengan tidak meyakini datangnya rahmat atau kasih sayang Allah. 

Kewajiban seorang suami dan istri adalah terus berikhtiar untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah. Kerahkanlah seluruh upaya baik berupa pikiran, ucapan ataupun tindakan untuk menjadikan keluargamu sebagai keluarga yang bahagia dan diberkahi Allah. Berkah adalah segala sesuatu yang mendekatkan diri pada rida dan ampunan-Nya.

7. ‎Cintailah suami atau isteri karena Allah

Teruslah mencintai dan menyayangi pasangan hidupmu meski telah banyak yang berubah dari fisiknya. Mungkin istrimu tak secantik dan seseksi dulu lagi. Mungkin suami tak setampan dan segagah dulu lagi. Mungkin ia tak semenarik dulu lagi. Bahkan mungkin kau pun merasa bosan terus bersamanya setiap hari melihat penampilannya yang alakadarnya. 

Wahai suami atau istri cintailah pasangan hidupmu karena Allah, bukan karena fisik atau harta yang dimilikinya. Fisik dan harta sifatnya fana. Suatu saat akan memudar atau hilang seiring waktu. Namun,  cinta karena Allah adalah cinta yang abadi. Ia akan mempersatukanmu tak hanya didunia, namun di akhirat jua. 

Tunjukkanlah rasa cintamu dengan perhatian yang tulus dan kesetiaan. Berilah hadiah atau kejutan yang dapat menyenangkan hati pasangan. Luangkanlah waktu khusus berdua dengan pasanganmu. Jangan menunggu dia yang memulai. Mulailah dari dirimu sendiri. Semoga dengan begitu,  ikatan cinta kalian semakin kuat. 

8. ‎Prioritaskan kebahagiaan dan masa depan anak-anak

Anak-anak adalah alasan yang kuat untuk tetap bertahan dalam rumah tangga. Jika kau memiliki kepedulian yang besar kepada anak-anakmu, kau tentu tak akan merusak kebahagiaannya. Kau tentu tidak akan mengorbankan masa depannya. Kau pun tentu tidak akan bersikap egois memikirkan kebahagiaanmu sendiri. 

Anak-anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang kedua orang tuanya. Pertimbangkan kembali keinginan atau keputusan untuk berpisah dengan ayah atau ibu dari anak-anakmu. Tidakkah itu akan menyakitkan hati mereka. Rasa sakit yang akan terus berbekas hingga ia dewasa. Jika memang masih bisa diperbaiki, maka perbaikilah, mulailah kembali dari awal jika perlu. Jangan mempertaruhkan masa depan anak-anakmu. 

Anak-anak sangat membutuhkan bimbingan, didikan, dan dukungan dari kedua orang tuanya. Jika tak ada kerjasama yang baik antara ayah dan ibu dalam membimbing anak-anak, jangan terlalu banyak berharap ia memeroleh kesuksesan hidup kelak.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa anak-anak broken home berpeluang besar mengalami depresi. Tidak sedikit diantara mereka yang terjerumus ke dalam pergaulan yang salah,  seperti narkoba atau seks bebas. Bahkan,  ada yang nekad menghabisi nyawanya sendiri. Naudzubillahimindzalik. Bukan itu yang diinginkan para orang tua bukan. Oleh karena itu, perbaikilah hubunganmu dengan suami dan juga anak-anakmu agar lebih berkualitas dengan sedikit demi sedikit membangun komunikasi yang baik. 

9. ‎Berkorbanlah demi keluarga

Keluarga adalah hartamu yang tak ternilai harganya. Keluarga adalah tempat untuk bernaung. Keluarga adalah wadah untuk mengekspresikan kasih sayang. Keluarga adalah motivasi terhebat dari segala tindak tanduk kita. 

Seorang ibu rela tertatih-tatih mengurus anak-anak dan membersihkan rumahnya. Meskipun  dapat dikatakan ia hampir tidak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri. Ia berkorban demi keluarganya. 

Seorang ayah rela banting tulang mencari nafkah untuk istri dan anaknya. Letih dan lesu tak jarang menyapa kondisi tubuhnya. Namun, ia menjadi kuat disebabkan kecintaan kepada keluarganya. Rasa penat tak diindahkannya demi keluarga. 

Jika memang di luar sana ada yang lebih menarik perhatianmu daripada keluargamu. Itu hanyalah keinginan sesaat yang membawamu pada akhir yang buruk. Kembalilah pada keluargamu. Berkorbanlah demi kebaikan keluarga. 

10. ‎Terus meningkatkan keharmonisan bersama pasangan untuk mengundang rizki dan rahmat Allah. 

Percayakah, jika hubungan suami istri harmonis maka Allah akan melimpahkan mereka rizki. Adakah kaitan antara keharmonisan dan kelancaran rizki? Tentu saja ada keharmonisan dalam rumah tangga melahirkan kebahagiaan dan kebahagiaan istri menjadi pembuka pintu rizki suami. 

Contoh keharmonisan Rasulullah bersama istrinya. 

Aisyah Radhiallahu ‘Anha menuturkan:
كُنْتُ أَشْرَبُ وَأَنَا حَائِضٍ, فَأُنَاوِلُهُ النَّبِيَ فَيَضَعُ فَاهُ عَلَى مَوْضِعِ فِيّ وَ أَتَعَرَّقُ العَرَقَ فَيَتَنَاوَلُهُ وَ يَضَعُ فَاهُ فِي مَوْضِعِ فِيّ
Suatu ketika aku minum, ketika itu aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya. [HR Muslim]
Demikian, cara agar rumah tangga awet. Semoga bermanfaat. 
WallahuAlam Bisshawab
#Komunitas ODOP
#ODOP Batch7
#OneDayOnePost



Komentar

Lutfi Yulianto mengatakan…
Alhamdulillah, bisa buat patokan kalau udh nikah, hehehe
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Hahaha... Alhamdulillah. Terima kasih sudah mampir ka.

Postingan populer dari blog ini

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...

Jacko Kutil (Part 1)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)  oleh Anne Heryane Pada zaman dahulu, berdirilah kerajaan yang sangat besar pada masanya, yakni Kerajaan Novela. Kerajaan ini dipimpin seorang raja bernama Raja Eduardo. Sumber daya alam di kerajaan ini sangat melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera. Mereka hidup dalam kemiskinan dan di bawah kekuasaan pemimpin yang semena-mena. Kekayaan alam di negeri itu hanya dinikmati raja, keluarga istana, para petinggi kerajaan, dan para bangsawan.  Suatu hari Ratu Esmeralda melahirkan seorang putra. Betapa terkejutnya sang raja ketika melihat sosok pangeran yang buruk rupa. Di wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya bertebaran kutil-kutil. Melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.  Raja merahasiakan sosok pangeran yang dipenuhi kutil ini kepada rakyatnya. Ia pun mengancam akan memberikan hukuman mati kepada siapa saja di istana yang membocorkan rahasia ini.  Raja pun memanggil ti...

Masih Adakah Cinta? (Bagian 2)

Romance Fiction Usai berbelanja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak, Merry pun kembali berjalan menuju rumahnya. Ia melewati Boulevard Street. Nama jalan di depan rumahnya, sebuah jalan khusus di kompleks elit yang pemiliknya rata-rata keturunan bangsawan Inggris.  Setelah sampai di rumah dua lantai dengan gaya arsitektur Eropa lama, Merry disambut oleh dua pelayannya berseragam hitam putih. Mereka sedikit membungkukkan badan melihat kedatangannya. Merry membalasnya dengan anggukan dan senyuman.  "July tolong bawa bahan-bahan masakan ini ke dapur. Kamu temani saya nanti masak ya!" serunya kepada seorang pelayan wanita yang berusia setengah baya.  "Baik, Nyonya!" sahut pelayan bertubuh gempal itu.  Merry selalu ingin menghidangkan makanan spesial untuk Andi dengan tangannya sendiri.  "Jessi, tolong kau rapikan meja makan ya.   Jangan lupa beri hiasan bunga mawar di tengahnya. Tambahkan pula dua buah lilin aromatik! " ...