Langsung ke konten utama

Segenggam Rasa

(Puisi untuk Sang Bapak Teknologi)
Oleh Anne Heryane


Sungguh ada kehilangan yang teramat sangat saat kutahu kau pergi menghadap Ilahi Rabbi

Tahukah? Telah lama aku menggenggam rasa semenjak pertama kumendengar harumnya namamu, Bapak Prof B.J. Habibie

Dari guru-guru tersayang yang begitu berapi-api mengembuskan inspirasi berharap anak-anak didiknya yang masih berseragam merah putih cerdas sepertimu kelak

Dari jendela ilmu yang secara gamblang menggambarkan sosok hebatmu yang mengundang decak kagum

Hati dan jiwa kami akan selalu mencatat tentang kehadiranmu yang menginspirasi anak-anak bangsa

Hati dan jiwa kami akan menuliskan semangat dan kegigihanmu tuk mencetak sukses

Bahwa telah ada putra bangsa memiliki kompetensi luar biasa dalam hal teknologi

Kepandaian yang mencuri perhatian ribuan mata di dunia
Kepandaian yang mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia

Ada kebanggaan yang teramat sangat saat kutahu telah lahir karya dari tangan dinginmu beragam pesawat terbang dengan kualitas tak diragukan

Telah ada pemimpin bangsa
yang brilian dan rendah hati sekaligus penuh cinta sepertimu

Namun, sayang negeri ini tak terlalu menghargai sosok cemerlangmu sehingga kau lebih banyak berdiam di negeri nun jauh di sana
Ya, aku memaklumi itu

Tahukah? 
Mungkin aku tak mampu menjadi sepertimu namun, terpahat sebuah cita agar anak-anakku kelak meneladani pesonamu

Jujur kuungkapkan sebuah rasa padamu bahwa aku mengidolakanmu duhai, Bapak Bangsa!

Tak lupa ku akan mendoakan agar Rabbul Izzati selalu memberkahi, mengampuni segala khilaf, merahmati, dan meluaskan kuburmu

Semoga kau bahagia di alam sana

Selamat jalan kebanggaan rakyat Indonesia!

😢😢

#KomunitasODOP#ODOPBatch7#OneDayOnePost







Komentar

Naja Aya mengatakan…
😭😭😭
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Terima kasih sudah mampir ka
nurul_alianza mengatakan…
sedih banget, sangat menyentuh.
Puisinya baguss

Sangat menyentuh
Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan…
Aamiin...

😭😭😭😭
Catatan Akhy Brewok mengatakan…
Selamat Jalan Eyang
eko endri wiyono mengatakan…
Mantap kak
#semangat
khofiyaarizki mengatakan…
ditunggu puisi berikutnya kak anne :)
Mak 'Nces mengatakan…
Berlinang air mata kubaca puisimu kak 😭😭😭
pamorsinta mengatakan…
Bapak BJ Habibie...��������
Reno Danarti mengatakan…
Beliau adalah salah satu orang pintar yang dimiliki negeri ini.
temansenja.com mengatakan…
semoga kita mengikuti jejaknya meski tak sama jalanya..
lanjuut kak
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Jazakillah sudah berkunjung teman-teman

Postingan populer dari blog ini

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...

Jacko Kutil (Part 1)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)  oleh Anne Heryane Pada zaman dahulu, berdirilah kerajaan yang sangat besar pada masanya, yakni Kerajaan Novela. Kerajaan ini dipimpin seorang raja bernama Raja Eduardo. Sumber daya alam di kerajaan ini sangat melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera. Mereka hidup dalam kemiskinan dan di bawah kekuasaan pemimpin yang semena-mena. Kekayaan alam di negeri itu hanya dinikmati raja, keluarga istana, para petinggi kerajaan, dan para bangsawan.  Suatu hari Ratu Esmeralda melahirkan seorang putra. Betapa terkejutnya sang raja ketika melihat sosok pangeran yang buruk rupa. Di wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya bertebaran kutil-kutil. Melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.  Raja merahasiakan sosok pangeran yang dipenuhi kutil ini kepada rakyatnya. Ia pun mengancam akan memberikan hukuman mati kepada siapa saja di istana yang membocorkan rahasia ini.  Raja pun memanggil ti...

Masih Adakah Cinta? (Bagian 2)

Romance Fiction Usai berbelanja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak, Merry pun kembali berjalan menuju rumahnya. Ia melewati Boulevard Street. Nama jalan di depan rumahnya, sebuah jalan khusus di kompleks elit yang pemiliknya rata-rata keturunan bangsawan Inggris.  Setelah sampai di rumah dua lantai dengan gaya arsitektur Eropa lama, Merry disambut oleh dua pelayannya berseragam hitam putih. Mereka sedikit membungkukkan badan melihat kedatangannya. Merry membalasnya dengan anggukan dan senyuman.  "July tolong bawa bahan-bahan masakan ini ke dapur. Kamu temani saya nanti masak ya!" serunya kepada seorang pelayan wanita yang berusia setengah baya.  "Baik, Nyonya!" sahut pelayan bertubuh gempal itu.  Merry selalu ingin menghidangkan makanan spesial untuk Andi dengan tangannya sendiri.  "Jessi, tolong kau rapikan meja makan ya.   Jangan lupa beri hiasan bunga mawar di tengahnya. Tambahkan pula dua buah lilin aromatik! " ...