Langsung ke konten utama

The Power Of Mother's Love

Rabu,15 Mei 2019



Berpuasa tak menjadikan aktivitas sehari-hari kita berhenti. Aktivitas harus terus berjalan seperti biasanya meski memang menguras tenaga dan pikiran.

Aktivitas seorang ibu memang melelahkan  apalagi jika itu kaitannya dengan mengasuh anak-anak. Energi akan terkuras mengimbangi energi anak-anak yang seolah tak ada matinya.

Apa yang bisa menggerakkan seorang ibu hingga bisa begitu mampu melakukan semua pekerjaan rumah tangga yang tak ada habisnya? Membereskan rumah, mencuci baju dan piring-piring kotor, belanja, memasak, menjaga plus mendidik anak-anak.

Semua dilakukan tak lain karena cinta seorang ibu kepada suami dan anak-anaknya. Semua dilakukan tak lain karena kesadaran akan peran dan tanggung jawab ibu. Semua dilakukan tak lain sebagai wujud pengabdian seorang hamba kepada Ilahnya. Semua dilakukan tak lain untuk meraih keridaan-Nya.

Itulah yang menjadikan seorang ibu begitu kuat dan mampu menjalani semuanya. Walau harus mengorbankan semua waktu, tenaga, dan pikiran yang dimiliki demi keluarga. Pada bulan Ramadan ibu mestilah betul-betul siap dan dalam kondisi fit. Sebab, di bulan spesial ini tugas ibu menjadi lebih ekstra.

Bulan Ramadan identik dengan aktivitas ngabuburit bagi masyarakat sunda. Ngabuburit adalah kegiatan menunggu datangnya waktu berbuka. Biasanya diisi kegiatan bermain atau jalan-jalan untuk anak-anak. Dan inilah kegiatan saya bersama anak-anak di sore hari. Jalan-jalan di sekitar rumah. Sederhana memang namun percayalah itu amat menyenangkan bagi anak-anak apalagi dilengkapi dengan jajan dan main odong-odong. Capek dan letih pastinya, tetapi sepanjang anak-anak senang ibu pun bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...

Jacko Kutil (Part 1)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)  oleh Anne Heryane Pada zaman dahulu, berdirilah kerajaan yang sangat besar pada masanya, yakni Kerajaan Novela. Kerajaan ini dipimpin seorang raja bernama Raja Eduardo. Sumber daya alam di kerajaan ini sangat melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera. Mereka hidup dalam kemiskinan dan di bawah kekuasaan pemimpin yang semena-mena. Kekayaan alam di negeri itu hanya dinikmati raja, keluarga istana, para petinggi kerajaan, dan para bangsawan.  Suatu hari Ratu Esmeralda melahirkan seorang putra. Betapa terkejutnya sang raja ketika melihat sosok pangeran yang buruk rupa. Di wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya bertebaran kutil-kutil. Melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.  Raja merahasiakan sosok pangeran yang dipenuhi kutil ini kepada rakyatnya. Ia pun mengancam akan memberikan hukuman mati kepada siapa saja di istana yang membocorkan rahasia ini.  Raja pun memanggil ti...

Masih Adakah Cinta? (Bagian 2)

Romance Fiction Usai berbelanja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak, Merry pun kembali berjalan menuju rumahnya. Ia melewati Boulevard Street. Nama jalan di depan rumahnya, sebuah jalan khusus di kompleks elit yang pemiliknya rata-rata keturunan bangsawan Inggris.  Setelah sampai di rumah dua lantai dengan gaya arsitektur Eropa lama, Merry disambut oleh dua pelayannya berseragam hitam putih. Mereka sedikit membungkukkan badan melihat kedatangannya. Merry membalasnya dengan anggukan dan senyuman.  "July tolong bawa bahan-bahan masakan ini ke dapur. Kamu temani saya nanti masak ya!" serunya kepada seorang pelayan wanita yang berusia setengah baya.  "Baik, Nyonya!" sahut pelayan bertubuh gempal itu.  Merry selalu ingin menghidangkan makanan spesial untuk Andi dengan tangannya sendiri.  "Jessi, tolong kau rapikan meja makan ya.   Jangan lupa beri hiasan bunga mawar di tengahnya. Tambahkan pula dua buah lilin aromatik! " ...