Langsung ke konten utama

Bunda, Tetaplah Semangat!


Bismillah,

Hallo Bunda, Bagaimana kabar hari ini? Semoga dalam keadaan sehat dan tetap semangat menjalani rutinitas. Pekerjaan di rumah tak ada habisnya ya, Bunda. Ditambah rengekan anak-anak tercinta yang membuat pening kepala. "Fiuhh, lelah hayati ini, Bang".

Saya pun merasakan apa yang bunda rasakan karena saya juga seorang ibu.
Bersyukurlah kita karena diberi amanah, yakni anak-anak yang sehat, lincah, dan cerdas. Tak semua wanita mendapatkan kesempatan ini loh, Bunda.

Menjadi seorang ibu memang melelahkan. Namun, kelelahan yang tak berujung ini akan berbuah manis ketika kita ikhlas menjalaninya. Ikhlas adalah ketulusan yang melahirkan pengorbanan tanpa pamrih. Saat diri kita ikhlas menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai seorang ibu dengan sebaik-baiknya, hati kita akan bahagia. Tak hanya itu, ada surga sedang menanti para ibu yang telah bekerja keras demi kebaikan keluarga.

Untuk menjadi ibu yang baik kita memerlukan ilmu maka tekadkanlah untuk selalu belajar. Ya, belajarlah menjadi ibu sejati. Belajarlah bagaimana merawat dan mendidik anak-anak dengan baik dan benar. Belajarlah menarik hati anak-anak untuk menyukai makanan sehat dan bergizi yang telah kita sediakan daripada jajanan di luar. Belajarlah bersabar dan bijak menghadapi segala bentuk perilaku anak-anak yang notabene masih membutuhkan bimbingan kita. Belajarlah untuk bisa memaksimalkan potensi anak-anak yang luar biasa. Belajarlah untuk terus berkreasi menjalin keakraban dengan anak. Belajar memang penting bunda sebab kewajiban ini selama hayat di kandung badan.

Tak perlu merasa putus asa jika kita masih belum menjadi seorang ibu yang diidamkan. Allah akan melihat kesungguhan dan proses yang kita lalui bukan hasil.

Sering-seringlah mengingatkan diri tatkala stres melanda. Dengan demikian, hati tetap lurus dan selalu tertaut pada-Nya. Banyak-banyaklah berzikir agar hati tenang. Zikir pada intinya mengingat ilahi Sang pemilik kehidupan ini. Ucapkanlah selalu syukur dan kembalikan segala keluh kesah hanya pada-Nya.

Hati yang dipenuhi kepasrahan kepada-Nya akan melahirkan kesabaran. Sebagai ibu, banyak sekali hal yang menguji kesabaran kita terlebih dalam perihal merawat dan mendidik sang buah hati. Ya, bersabarlah bunda! Sesungguhnya sabar itu tak berbatas. Seperti halnya keikhlasan, kesabaran pun akan berbuah manis di kemudian hari.

Satu sikap yang wajib dilakukan ibu "Tahanlah amarah!" sebab amarah adalah pintu syaitan yang akan menjerumuskan kita. Jangan biarkan emosi mengotori kejernihan hati dan perilaku kita. Sekali memperturutkan hawa napsu maka selanjutnya adalah mendapati diri penuh dengan noda dan penyesalan.

Kita tentu tak ingin menyakiti hati apalagi fisik sang buah hati. Seemosi apa pun kita menghadapi perilaku anak yang tak sesuai harapan, usahakan semaksimal mungkin untuk meredamnya. Tenangkan jiwa dan raga serta lebih ariflah menyikapinya.

Pahamilah keinginan anak. Memahami ya bunda bukan menuruti. Ajaklah buah hati kita berbicara dari hati ke hati agar anak tahu maksud dan tujuan kita. Teruslah mengajak anak berdialog, jangan marah saat ia mendebat. Semakin meningkat usianya terlebih pada anak yang beranjak remaja semakin ia memiliki pikiran dan pandangan sendiri. Oleh karena itu, sedari dini kita perlu menanamkan kebiasaan dan pandangan Islami kepadanya agar tak salah arah.

Ada peribahasa "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" yang bermakna bahwa perilaku anak tidak jauh dari perilaku orang tuanya. Secara logika hal seperti itu sangat bisa terjadi. Anak-anak adalah peniru ulung dan pengamat yang pandai. Ia akan melakukan apa yang memang sering dilakukan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, keteladanan sangat penting dalam mendidik anak.

Rasulullah mendidik umatnya dengan segala sifat keteladanan yang ada padanya. Empat sifat Rasulullah, yakni, sidiq, amanah, fathanah, dan tabligh. Akhlak mulia senantiasa melekat pada dirinya. Itulah yang menjadikannya dicintai umat. Tak hanya mendidik dengan lisan namun mendidik dengan hati dan amal baik yang diawali diri sendiri.

Marilah kita bersyukur dengan menjadi sebaik-baik ibu. Semoga Allah menjadikan hati kita ikhlas dan sabar dalam menjalani peran ini. Tak lupa untuk senantiasa belajar dan memberikan teladan yang baik kepada anak-anak sesuai tuntunan Alquran dan sunnah. Insya Allah sampai di Jannah-Nya. Amiin
.
Wallahu Alam Bisshawab



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan Pertama Anak Bersekolah TK

                                  Foto: dok. pribadi Tiba saatnya yang ditunggu-tunggu, melihat anak pertama kali masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak. Sebagai orang tua tentunya saya merasa antusias sekali menanti momen seperti ini. Begitu pula anak-anak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut penuh semangat menyambut hari pertamanya bersekolah.  Kali ini yang masuk sekolah taman kanak-kanak adalah putra ketiga kami, namanya Muhammad Azzam. Alhamdulillah tak terasa waktu berlalu hingga sampailah saat di mana anak bungsu kami mulai memasuki pendidikan formalnya, yakni sekolah TK.  Kami memutuskan untuk menyekolahkan Azzam di TK Amanah Bunda jaraknya kira-kira 150 meter dari rumah. Cukup dekat memang. Sekolah ini memiliki konsep pendidikan yang bag us. Guru-gurunya lulusan universitas ternama. Meski letaknya di desa dan biayanya cukup ramah di kantong, kualitasnya tak kalah dengan sekolah TK di ...

Izinkan Aku Memenuhi Panggilan-Mu

Oleh Anne Heryane Ada asa yang menghujam kuat menjadi buih rindu yang hebat. Rindu tuk memenuhi panggilan-Mu. Sempatkan aku beserta keluargaku ke Baitullah, Ya Rabb, sebelum Malaikat Izrail menyapa! Aku akan menunggu datangnya hari itu. Hari ketika kaki menjejak tanah suci. Hari ketika hati basah dengan air mata dalam sujud di Arafah memohon ampunan atas segala khilaf diri.Tatkala hati bergetar meriuhkan asma-Nya, kaki melangkah mengitari kabah, dan mencium Hajar Aswad diiringi gema kalimat Talbiyah. LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK, LAA SYARIIKALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WALMULK, LAA SYARIIKALAK. " Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujaan dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu." Inilah seruan Bapak para nabi, Ibrahim alaihi salam kepada hamba-hamba Allah untuk menyempurnakan keislamannya. Inilah wujud ketundukan d...

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...