Langsung ke konten utama

Menulis adalah Pendewasaan Diri


Menulis bagiku merupakan bagian dari proses pendewasaan diri. Jika aku ingin menjadi pribadi lebih baik dari waktu ke waktu maka aku harus menulis. Memang ini mungkin tidak menjamin jadi lebih baik. Namun setidaknya aku telah berupaya untuk terus melangkah ke arah yang lebih positif.

Menulis seperti mendeskripsikan keadaan diri. Kejadian apa yang menimpaku? Bagaimanakah perasaan atau suasana hati, bagaimana cara berpikir dan  menemukan solusi setiap permasalahan, serta bagaimana tingkah lakuku, bagaimana respon orang-orang di sekitar.Apakah semua itu, telah sejalan dengan prinsip atau tujuan hidupku? Semua informasi itu dituangkan dalam tulisan dan biasanya tersimpan rapat dalam buku diary. Aku akan tahu semua yang terjadi dan yang kurasakan saat lima tahun yang lalu. Bahkan mengetahui dengan detail, spesifik, dan akurat. Ingatan itu terbatas namun tidak dengan tulisan. Itulah kelebihannya.

Ya begitulah, menulis sama halnya dengan bermusahabah. Membaca tulisan sendiri tentang hidup yang dijalani membuatku mampu untuk berpikir lebih objektif. Apakah diri telah banyak melenceng dari jalur yang seharusnya atau tidak? Diri sendiri pun akan mampu menilai bahkan lebih jujur. Sehingga tanggung jawab diri adalah terus memperbaiki dan melakukan resolusi.

Menulis bukanlah suatu perbuatan yang sia-sia jika didasari niat karena Allah. Yakinlah dengan menulis akan banyak manfaat yang dapat  dipetik, minimal untuk diri sendiri. Bersyukur jika hal yang ditulis pun bisa bermanfaat untuk orang lain.

Menulis juga bisa menjadi terapi untuk mengelola emosi pribadi. Saat kita merasa jatuh, kecewa, dan bersedih menulis mampu menjadi wadah luapan kesedihan yang tanpa batas. Berdasarkan pengalaman, biasanya itu berujung pada menulis doa-doa kepada sang khalik. Inilah mungkin yang membuat diri selalu mampu untuk kembali bangkit dari keterpurukan.

#ODOPBatch7
#KomunitasODOP#OneDayOnePost

Komentar

Ibrahim Dutinov mengatakan…
Mantaap .

Jadi pengen terus nulis supaya lebih dewasa .
Devarisma mengatakan…
Seseuatu yang menarik untuk dibahas
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Makasih ya sudah mampir.. Semangat terus menulis!
Catatananne@blogspot.com mengatakan…
Makasih dah berkunjung

Postingan populer dari blog ini

Lorong Kelam

Fiksi oleh Anne Heryane Ilustrasi: www.pixabay.com Bola mata seperti ingin meloncat ke luar dari cangkangnya. Jantung berdegup kencang. Keringat menghujani seluruh tubuh mungil ini.  Mulut refleks menganga. Lekas-lekas kubekap dengan telapak tangan kanan. Benar-benar tak sanggup mempercayai semua ini.  Di sisi kanan labirin yang minim cahaya, beberapa anak berseragam putih abu sedang asyik ngefly . Dua jarum suntik dan sobekan plastik tersimpan tak beraturan di depannya. Beberapa botol miras digeletakkan serampangan. Mereka yang mayoritas lelaki puber itu bersandar lemas pada dinding lorong yang buram.  Ada juga sekitar tiga perempuan usia tanggung selonjoran di samping para lelaki setengah sadar itu. Sesekali mereka berbicara melantur dan terbahak-bahak sendiri. Persis orang sakit jiwa, pekik batinku.  Di sisi kiri lorong yang sedikit menjorok, tersisa ruang kecil berukuran satu kali dua meter. Dua muda-mudi nekad melucuti pakaian seragamnya. ...

Jacko Kutil (Part 1)

(Adaptasi dari Cerita Rakyat Joko Kendil)  oleh Anne Heryane Pada zaman dahulu, berdirilah kerajaan yang sangat besar pada masanya, yakni Kerajaan Novela. Kerajaan ini dipimpin seorang raja bernama Raja Eduardo. Sumber daya alam di kerajaan ini sangat melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rakyatnya jauh dari sejahtera. Mereka hidup dalam kemiskinan dan di bawah kekuasaan pemimpin yang semena-mena. Kekayaan alam di negeri itu hanya dinikmati raja, keluarga istana, para petinggi kerajaan, dan para bangsawan.  Suatu hari Ratu Esmeralda melahirkan seorang putra. Betapa terkejutnya sang raja ketika melihat sosok pangeran yang buruk rupa. Di wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya bertebaran kutil-kutil. Melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.  Raja merahasiakan sosok pangeran yang dipenuhi kutil ini kepada rakyatnya. Ia pun mengancam akan memberikan hukuman mati kepada siapa saja di istana yang membocorkan rahasia ini.  Raja pun memanggil ti...

Masih Adakah Cinta? (Bagian 2)

Romance Fiction Usai berbelanja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak, Merry pun kembali berjalan menuju rumahnya. Ia melewati Boulevard Street. Nama jalan di depan rumahnya, sebuah jalan khusus di kompleks elit yang pemiliknya rata-rata keturunan bangsawan Inggris.  Setelah sampai di rumah dua lantai dengan gaya arsitektur Eropa lama, Merry disambut oleh dua pelayannya berseragam hitam putih. Mereka sedikit membungkukkan badan melihat kedatangannya. Merry membalasnya dengan anggukan dan senyuman.  "July tolong bawa bahan-bahan masakan ini ke dapur. Kamu temani saya nanti masak ya!" serunya kepada seorang pelayan wanita yang berusia setengah baya.  "Baik, Nyonya!" sahut pelayan bertubuh gempal itu.  Merry selalu ingin menghidangkan makanan spesial untuk Andi dengan tangannya sendiri.  "Jessi, tolong kau rapikan meja makan ya.   Jangan lupa beri hiasan bunga mawar di tengahnya. Tambahkan pula dua buah lilin aromatik! " ...